twitter


Hari ini, detik2 penantian pernikahan sepupuku anak om, adik bapak (mertuaku)
di Serang tepatnya Selasa, 21 Oktober 2008 pukul 09.00

hhmmm jadi inget gimana bahagianya nostalgia pernikahanku dulu dengan teman SMPku Mas Iwan Sugihartono :)
ga terasa dah 6 th lebih usia pernikahan kami, belum juga ada tangis bayi dan tawa riangnya menghiasi rumah mungil kami...
Mohon doakan kami ya...agar segera memperoleh keturunan...
Semoga Allah swt berkenan mengabulkan keinginan kami tahun ini...AMiin

semoga semua temen2 yg belum bertemu jodohnya...segera Allah swt pertemukan dan hidup bahagia dunia akhirat...AMiin


DIMULAI DARI ANGKA NOL LAGI YA???

Tak terasa telah 2 minggu kita meninggalkan ramadhan…Bulan Syawal mencapai pertengahannya, Ya! Masih segar dalam ingatan, betapa indah dan khidmatnya kita menyambut momen Idul Fitri lalu, takbir membahana dan kita sama-sama merayakan hari kemenangan yang sebagian kita mengenalnya dengan istilah hari raya lebaran. Bahkan ada yang dibela-belain mudik massal…”sak bondoroyot” atau “bedol kota” istilah salah satu bahasa daerahnya.

Namun kita menyadari sebelum menyambut hari sakral itu tentunya selama sebulan kita menahan hawa nafsu dan dahaga…menjaga sikap dan perilaku kita. Termasuk saat ada orang yang membuat amarah meraja, hendaklah kita menguasai diri dan berkata “Maaf, saya sedang shaum…”. Karena sebagai hamba Allah kita manusia memang tempatnya salah alfa dan khilaf. Seperti halnya bapak umat manusia Nabi Adam yang khilaf memakan buah khuldi di taman surga, sehingga diturunkan Allah swt ke muka bumi.

Dalam berinteraksi dengan manusia (habluminannaas) banyak sekali hal-hal yang dapat memicu rasa tersinggung dan sakit hati. Mungkin juga kita tak sempat silaturahim atau mempererat tali silaturahim dan meminta maaf secara langsung. Padahal kesalahan sesam manusia hanya bisa terhapus bila kita meminta maaf dan ikhlas memberi maaf…jadi saling…begitulah kira-kira.

Ya Allah Ya Rabb tolonglah hambaMu ini agar terlepas dari himpitan belenggu ini. Mudahkanlah dan lepaskan kami dari hal yang kami tak sanggup melampauinya. Kami tahu Engkau Maha mengetahui segala apa yang pernah kami perbuat dan hanya Engkaulah tenpat kami meminta dan memohon. Tunaikanlah dan lunaskanlah apa-apa yang belum kami lakukan selama ini…Perkenankanlah dan berikanlah kami kesempatan untuk meminta maaf dan memberi maaf kepada orang-orang yang pernah dan sedang berhubungan dengan kami…

Maka dari itu belajar dari salah satu iklan layanan masyarakat di televisi yang sering kita lihat, ada baiknya suasana Idul Fitri ini kita kembali ke awal, mulai dari angka nol lagi, impas, tiada kecewa, dendam, sakit hati, dan penyakit-penyakit hati lainnya yang bisa menggerogoti amal ibadah yang telah kita lakukan. Sehingga hakikat tujuan puasa sendiri seperti tercantum pada QS 2 : 183 yang sama-sama sudah kita hafal, dapat terwujud, menjadi insan bertaqwa…

Jadi…dimulai dari angka nol lagi ya?

Taqobbalallahu minna wa minkum…Taqobbal yaa kariim…

Semoga Allah swt mempertemukan dan menyampaikan kita pada ramadhan berikutnya dan kita dapat memperbaiki kualitas ibadah hingga lebih sempurna lagi…Amin Yaa Robbal Alamiin.

Wallahu alam bishowab