twitter


Agar kita tak hanya melihat kekurangan pasangan kita...OK :)

Sumber : Posting tetangga

Dia tingginya 175 cm , sedangkan aku 120 cm Kami berdua tingginya berbeda 55 cm, seperti raksasa dan org kerdil, bukan? Tapi saat ini kami berdua, tingginya sudah sama..krn .. kecintaan 55 cm ini.

Hari ini cerita cinta kami yg indah ..
Sejak lahir Ms. Yu Son A mempunyai tulang yg tipis seperti kulit telur, sehingga dengan bersin saja, bisa mengakibatkan tulang patah. Dengan mudah patah dan tulang muda (lembut), Tingginya cuman bisa mencapai 120 cm, tapi dia tetap sehat seperti org biasa. Waktu dit anya: Sulitkah waktu berjalan dengan tongkat waktu bekerja, jawabnya: dengan adanya 4 kaki, saya bisa bekerja lebih cepat. Dengan jawaban ini, org memanggil dia "Thumbelina" karena dia kecil tapi bisa berdiri sendiri.

sama dengan lelaki muda, cakep, tinggi 175 cm. orang yang mempunyai cinta dengan Ms. Yu son A. Tahun ini dua sejoli ini mengadakan perkawinan yg sempurna dan indah di gunung Himalaya. Dimana perkawinan ini diadakan di dusun yang paling tinggi di dunia, dengan ketinggian 2750 dari laut.Pengantin pria dan wanita mengenakan pakain yang indah dengan dihadiri dgn hadirin yg banyak.

Dalam suara hening di pantai saat ini, suami sedang mengendong, bersama tongkatku, di punggungnya. Dari gambar ini dapat mengambarkan kehidupan dari Khun Yunsona dalam kehidupan aslinya. Bersama dengan suami yang paling baik diseluruh dunia. Bisa dilihat, dengan tidak memandang cacat, tinggi badan, akan tetapi bi sa mendapat kehidupan cinta yang indah/normal.
____________ _________ _________ __
Sangat menyentuh, maknanya hebat kan ? "berdua menghadapi lautan kemungkinan yg ga terbatas"
Bagaimana dengan kita ? Masalah , kesukaran , halangan , dll selalu akan ada . apakah kita akan menyerah dalam menghadapi bagian kita?


Bagus bangeeeeeeeeeeeeeeeets deh

Setiap kali ada teman yang mau
menikah, saya selalu mengajukan
pertanyaan yang sama. Kenapa kamu
memilih dia sebagai suamimu/istrimu?
Jawabannya sangat beragam. Dari mulai
jawaban karena Allah hingga jawaban
duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi
lah :P).

Tapi ada satu jawaban yang sangat
berkesan di hati saya. Hingga detik
ini saya masih ingat setiap detail
percakapannya.

Jawaban salah seorang teman yang baru
saja menikah. Proses menuju
pernikahannya sungguh ajaib. Mereka
hanya berkenalan 2 bulan.

Lalu memutuskan menikah. Persiapan
pernikahan hanya dilakukan dalam waktu
sebulan saja. Kalau dia seorang
akhwat, saya tidak akan heran.
Proses pernikahan seperti ini sudah
lazim. Dia bukanlah akhwat, sama
seperti saya. Satu hal yang pasti, dia
tipe wanita yang sangat berhati-hati
dalam memilih suami.

Trauma dikhianati lelaki membuat
dirinya sulit untuk membuka diri.
Ketika dia memberitahu akan menikah,
saya tidak menanggapi dengan serius.
Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi
saya berdoa, semoga ucapannya menjadi
kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya
menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia
menyebutkan tanggal pernikahannya.
Serta memohon saya untuk cuti, agar
bisa menemaninya selama proses
pernikahan.
Begitu banyak pertanyaan dikepala
saya. Asli.

Saya pengin tau, kenapa dia begitu
mudahnya menerima lelaki itu.
Adaapakan gerangan? Tentu suatu hal
yang istimewa. Hingga dia bisa
memutuskan menikah secepat ini. Tapi
sayang, saya sedang sibuk sekali waktu
itu
(sok sibuk sih aslinya).

Saya tidak bisa membantunya
mempersiapkan pernikahan. Beberapa
kali dia telfon saya untuk meminta
pendapat tentang beberapa hal.
Beberapa kali saya telfon dia untuk
menanyakan perkembangan persiapan
pernikahannya. That's all. Kita
tenggelam dalam kesibukan masing-
masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2
pernikahannya. Selama cuti itu saya
memutuskan untuk menginap dirumahnya.
Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa
ngobrol -hanya- berdua.

Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok
pagi, sungguh membelenggu kita.
Padahal rencananya kita ingin ngobrol
tentang banyak hal. Akhirnya, bisa
juga kita ngobrol berdua. Adabanyak
hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga
ingin bercerita banyak pada saya.
Beberapa kali Mamanya mengetok pintu,
meminta kita tidur.

"Aku gak bisa tidur." Dia memandang
saya dengan wajah memelas. Saya paham
kondisinya saat ini.

"Lampunya dimatiin aja, biar dikira
kita dah tidur."

"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon
kamar dan menggantinya dengan lampu
kamar yang temaram. Kita melanjutkan
ngobrol sambil berbisik-bisik.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak
kita lakukan. Kita berbicara banyak
hal, tentang masa lalu dan impian-
impian kita. Wajah sumringahnya
terlihat jelas dalam keremangan kamar.
Memunculkan aura cinta yang menerangi
kamar saat itu. Hingga akhirnya
terlontar juga sebuah pertanyaan yang
selama ini saya pendam.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia
tersenyum simpul lalu bangkit dari
tidurnya sambil meraih HP dibawah
bantalku. Berlahan dia membuka laci
meja riasnya.
Dengan bantuan nyala LCD HP dia
mengais lembaran kertas didalamnya.
Perlahan dia menutup laci kembali lalu
menyerahkan selembar amplop pada saya.
Saya menerima HP dari tangannya.
Amplop putih panjang
dengan kop suratperusahaan tempat
calon suaminya bekerja. Apaan sih.
Saya memandangnya tak mengerti. Eeh,
dianya malah ngikik geli.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik
keluar. Kertas polos ukuran A4, saya
menebak warnanya pasti putih hehehe.
Saya membaca satu kalimat diatas
dideretan paling atas.

"Busyet dah nih orang.." Saya
menggeleng-gelengka n kepala sambil
menahan senyum. Sementara dia cuma
ngikik melihat ekspresi saya.
Saya memulai membacanya. Dan sampai
saat inipun saya masih hapal dengan
kata-katanya. Begini isi suratitu.
Kepada YTH

Calon istri saya, calon ibu anak-anak
saya, calon anak Ibu saya dan calon
kakak buat adik-adik saya
Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan.
Tapi saya mohon bacalah suratini
hingga akhir. Baru kemudian silahkan
dibuang atau dibakar, tapi saya mohon,
bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ...... menginginkan
anda ......untuk menjadi istri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya
manusia biasa.
Saat ini saya punya pekerjaan.

Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya
akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang
pasti saya akan berusaha punya
penghasilan untuk mencukupi kebutuhan
istri dan anak-anakku kelak..

Saya memang masih kontrak rumah. Dan
saya tidak tahu apakah nanti akan
ngontrak selamannya.
Yang pasti, saya akan selalu berusaha
agar istri dan anak-anak saya tidak
kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang
punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda
untuk mendampingi saya. Untuk menutupi
kelemahan saya dan mengendalikan
kelebihan saya. Saya hanya manusia
biasa. Cinta saya juga biasa saja.

Oleh karena itu. Saya menginginkan
anda mau membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar
biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti
dapat bersama-sama sampai mati. Karena
saya tidak tahu suratan jodoh saya.
Yang pasti saya akan berusaha sekuat
tenaga menjadi suami dan ayah yang
baik. Kenapa saya memilih anda ?
Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa
saya memilih anda.
Saya sudah sholat istiqaroh berkali-
kali, dan saya semakin mantap memilih
anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda
karena Allah. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama
saya, juga sunnah Rasulullah.
Saya tidak berani menjanjikan apa-apa,
saya hanya berusaha sekuat mungkin
menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu
sebelum memberi jawaban pada saya.
Saya kasih waktu minimal 1 minggu,
maksimal 1 bulan..
Semoga Allah ridho dengan jalan yang
kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang suratitu lama. Berkali-
kali saya membacanya. Baru kali ini
saya membaca surat'lamaran' yang
begitu indah.

Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa
janji-janji gombal dan kata yang
berbunga-bunga.
Suratcinta minimalis, saya
menyebutnya :D.

Saya menatap sahabat disamping saya.
Dia menatap saya dengan senyum
tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia."

"Karena dia manusia biasa." Dia
menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia
manusia biasa. Dia masih punya Allah
yang mengatur hidupnya.

Yang aku tahu dia akan selalu berusaha
tapi dia tidak menjanjikan apa-apa.
Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan
terjadi pada kita dikemudian hari.
Entah kenapa, Itu justru memberikan
kenyamanan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya
hari ini belum tentu besok masih ada.
Iya kan ? Paling gak.
Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi
kalau suatu saat nanti kita jadi
gembel.

"Ssttt." Saya membekap mulutnya.
Kuatir ada yang tau kalau kita belum
tidur. Terdiam kita memasang telinga.
Sunyi. Suara jengkering terdengar
nyaring diluar tembok. Kita saling
berpandangan lalu cekikikan sambil
menutup mulut masing-masing.

"Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar
aku yang dimarahin Mama." Kita kembali
rebahan. Tapi mata ini tidak bisa
terpejam. Percakapan kita tadi masih
terngiang terus ditelinga saya.

"Gik..."

"Tidur. Dah malam." Saya menjawab
tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia
tidur, agar dia terlihat cantik besok
pagi. Kantuk saya hilang sudah,
kayaknya gak bakalan tidur semaleman
nih.

Satu lagi pelajaran pernikahan saya
peroleh hari itu.
Ketika manusia sadar dengan
kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal
lain yang mengatur segala kehidupannya.
Begitupun dengan sebuah pernikahan.
Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh
ditiupkan dalam rahim. Tidak ada
seorang pun yang tahu bagaimana dan
berapa lama pernikahnnya kelak.

Lalu menjadikan proses menuju
pernikahan bukanlah sebagai beban tapi
sebuah 'proses usaha'. Betapa indah
bila proses menuju pernikahan
mengabaikan harta,
tahta dan 'nama'.

Embel-embel predikat diri yang selama
ini melekat ditanggalkan.

Ketika segala yang 'melekat' pada diri
bukanlah dijadikan pertimbangan yang
utama.
Pernikahan hanya dilandasi karena
Allah semata. Diniatkan untuk ibadah.
Menyerahkan secara total pada Allah
yang membuat skenarionya.

Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan
hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang
mampu memudahkan segala urusan. Hanya
Allah yang mampu menyegerakan sebuah
pernikahan.

Kita hanya bisa memohon keridhoan
Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah
dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah
jua yang akan menjaga ketenangan dan
kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta ?

Ibu saya pernah bilang, Cinta itu
proses.
Proses dari ada, menjadi hadir, lalu
tumbuh, kemudian merawatnya.

Agar cinta itu bisa bersemi dengan
indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Witing tresno
jalaran garwo(sigaraning nyowo),
kalau diterjemahkan secara bebas.
Cinta tumbuh karena suami/istri
(belahan jiwa).

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua
manusia biasa, yang berusaha
menggabungkannya agar menjadi cinta
yang luar biasa. Amin.


1. Pelajaran Penting ke-1

Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang


Profesor memberikan quiz mendadak pada kami.


Karena kebetulan cukup menyimak semua


kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat

menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada
soal yang terakhir.


Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa nama


depan wanita yang menjadi petugas pembersih
sekolah ?.


Saya yakin soal ini cuma 'bercanda'. Saya


sering melihat perempuan ini.

Tinggi,berambut gelap dan berusia sekitar


50-an, tapi bagaimana saya tahu nama


depannya... ? Saya kumpulkan saja kertas


ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal


terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang


rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai


soal terakhir akan 'dihitung' atau tidak.

'Tentu Saja
Dihitung !!' kata si Profesor.


'Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu


banyak orang. Semuanya penting!. Semua harus


kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu


cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas
'hallo'!

Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya


kemudian tahu, bahwa nama depan ibu


pembersih sekolah adalah 'Dorothy'.

2. Pelajaran Penting ke-2




Penumpang yang Kehujanan



Malam itu , pukul setengah dua belas malam.


Seorang wanita negro rapi yang sudah


berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol
Alabama .


Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang


sangat deras, yang hampir seperti badai.


Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan


perempuan ini sangat ingin menumpang mobil.
Dalam
keadaan basah kuyup, ia mencoba


menghentikan setiap mobil yang lewat.


Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang


pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu
ini.


Kelihatannya si bule ini tidak paham akan


konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat

itu.


Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro


selamat hingga suatu tempat, untuk


mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si
ibu ini taksi.


Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si


ibu tadi bertanya tentang alamat si pemuda

itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima


kasih pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan


tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini


diketuk Seseorang. Kejutan baginya, karena


yang datang ternyata kiriman sebuah televisi


set besar berwarna (1960-an !) khusus
dikirim
kerumahnya.


Terselip surat kecil tertempel di televisi,


yang isinya adalah : 'Terima kasih
nak,

karena membantuku di jalan
Tol malam itu.

Hujan tidak
hanya membasahi bajuku, tetapi
juga jiwaku.


Untung saja anda datang dan menolong saya.

Karena pertolongan anda, saya masih sempat


untuk hadir disisi suamiku yang sedang


sekarat...hingga wafatnya. Tuhan memberkati


anda,karena membantu saya dan tidak


mementingkan dirimu pada saat itu' Tertanda
Ny.Nat King Cole.



Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi

negro tenar thn. 60-an di USA

3. Pelajaran penting ke-3 :Selalulah


perhatikan dan ingat, pada semua yang anda
layani.



Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae)


masih murah, seorang anak laki-laki umur

10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan


duduk di meja. Seorang pelayan wanita


menghampiri, dan memberikan air putih


dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya


'Berapa ya,... harga satu ice cream sundae?'


katanya. '50 sen...' balas si pelayan. Si
anak kemudian
mengeluarkan isi sakunya dan


menghitung dan mempelajari koin-koin di


kantongnya.. .. 'Wah... Kalau ice cream yang


biasa saja berapa?' katanya lagi. Tetapi


kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja


lain sudah mulai banyak... dan pelayan ini


mulai tidak sabar. '35 sen' kata si pelayan

sambil uring-uringan.


Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari


lagi koin-koin yang tadi dikantongnya.


'Bu... saya pesen yang ice cream biasa saja


ya...'ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa


ice cream tersebut, meletakkan kertas
kuitansi di
atas meja dan terus


melengos berjalan. Si anak ini kemudian


makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.


Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk


membersihkan meja si anak kecil tadi, dia
mulai menangis terharu.


Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang

kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah


koin 1-sen. Anda bis a lihat... anak kecil


ini tidak bisa pesan Ice-cream Sundae,


karena tidak memiliki cukup untuk memberi


sang pelayan uang tip yang 'layak'..... .

4. Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di

Jalan Kita



Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja,


yang menempatkan sebuah batu besar di


tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian


bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang


mau menyingkirkan batu itu dari jalan.


Beberapa pedagang terkaya yang menjadi

rekanan raja tiba
ditempat, untuk berjalan


melingkari batu besar tersebut. Banyak juga


yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja,


karena tidak membersihkan jalan dari


rintangan.Tetapi tidak ada satupun yang mau


melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu

itu. Kemudian datanglah seorang


petani, yang menggendong banyak sekali sayur


mayur. Ketika semakin dekat, petani ini


kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan


mencoba memindahkan batu itu kepinggir
jalan.


Setelah banyak mendorong dan mendorong,


akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu
besar itu.


Ketika si petani ingin mengangkat kembali


sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada


kantung yang berisi banyak uang emas dan


surat Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas
ini
hanya untuk orang yang mau menyingkirkan


batu tersebut dari jalan.


Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran


yang kita tidak pernah bisa mengerti.


Bahwa pada dalam setiap rintangan,


tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai


untuk memperbaiki hidup kita.


5. Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika
dibutuhkan.



Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarel


awan yang bekerja di sebuah rumah sakit,


saya berkenalan dengan seorang gadis kecil


yang bernama Liz, seorang penderita satu

penyakit serius yang sangat jarang.


Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya,


seorang pria kecil yang berumur 5 tahun,


yang secara mujizat sembuh dari penyakit


yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang


diperlukan untuk melawan penyakit itu.


Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi

lengkap medikal
tersebut ke anak kecil ini,


dan bertanya apakah ia siap memberikan


darahnya kepada kakak perempuannya.


Saya melihat si kecil itu ragu-ragu


sebentar, sebelum mengambil nafas panjang
dan berkata

'Baiklah... Saya akan melakukan hal


tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan


kakakku'. Mengikuti proses tranfusi darah,


si kecil ini berbaring di tempat


tidur,disamping kakaknya. Wajah sang kakak


mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai


pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil

melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam


suara yang bergetar...katanya


'Apakah saya akan langsung mati dokter...


?'Rupanya si kecil sedikit salah pengertian.


Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua


darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.

Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap
adalah segalanya... .


ALhamdulillah libur awal puasa 3 hari...bisa kumpul dgn keluarga
di awal Ramadhan ini...

slamat liburan semuanya...mohon maaf lahir dan batin

Miss all of U


dari posting tetangga

semoga bermanfaat...:)

Marhaban Ya Ramadhan! Selamat datang wahai Ramadhan! Bulan Ramadhan sebentar lagi akan tiba. Diantara ciri khas datangnya bulan Ramadhan, rumah-rumah keluarga muslim menyediakan buah kurma untuk berbuka. Hampir di setiap rumah keluarga muslim, kita akan menemukan buah kurma. Buah yang berbentuk agak bulat berwarna hitam atau kecoklatan itu memang cocok sekali digunakan sebagai makanan pembuka. Karena kandungan gula yang terdapat di dalam buah ini dapat langsung diserap oleh tubuh kita, sehingga kita yang telah seharian berpuasa akan kembali merasa segar. Kandungan gula dalam kurma berbeda dengan kandungan gula dalam makanan yang lain. Sebab kandungan gula yang biasanya harus diuraikan terlebih dahulu dan baru diserap oleh tubuh.
Tapi nampaknya buah kurma tidak hanya cocok dikonsumsi di bulan puasa saja. Buah ini juga layak untuk dikonsumsi di luar bulan puasa, mengingat khasiat dan manfaatnya yang cukup banyak. Berikut ini beberapa khasiat dari buah kurma yang kami rangkum dari berbagai sumber;
(1). Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.
(2). Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu kehamilan yang berikutnya. Hal ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kalahiran. Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui.
(3). Memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya. Penelitian terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.” [QS Maryam (19) : 25-26]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mencantumkan ucapan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya, “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah”

Dokter Muhammad An-Nasimi dalam kitabnya, Ath-Thibb An-Nabawy wal Ilmil Hadits (II/293-294) mengatakan, “Hikmah dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna
dengan cepat oleh tubuh”

(4). Buah kurma, baik tamr maupun ruthab dapat menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih baik. Jus kurma juga merupakan penawar mujarab untuk mengatasi masalah insomnia. Buah kurma dapat mencegah stroke
(5). Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Ada hal yang sudah ditetapkan dalam bidang kedokteran bahwa gula dan air merupakan zat yang pertama kali dibutuhkan orang berpuasa setelah melalui masa menahan makan dan minum. Berkurangnya glukosa (zat gula) pada tubuh dapat mengakibatkan penyempitan dada dan gangguan pada tulang-tulang. Dilain pihak, berkurangnya air dapat melemahkan dan mengurangi daya tahan tubuh. Hal ini berbeda dengan orang berpuasa yang langsung mengisi perutnya dengan makanan dan minuman ketika berbuka. Padahal ia membutuhkan tiga jam atau lebih agar pencernaannya dapat menyerap zat gula tersebut. Oleh karena itu, orang yang menyantap makanan dan minuman ketika berbuka puasa tetap dapat merasakan fenomena kelemahan dan gangguan-ganguan jasmani akibat kekurang zat gula dan air.
(6). Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur. Kurma yang dikenali sebagai Phoenix dactylifera L. dapat mengobati gangguan usus yang kronik, dimana ketidakserasian dengan gluten, menghalang penyerapan zat-zat makanan secara sempurna.
(7). Buah kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf.
Kurma juga banyak mengandung potasium yang diperlukan oleh badan untuk sistem saraf. Memang dalam susu, yogurt dan makanan laut juga mengandung potasium tetapi jumlahnya sedikit.
Pengambilan potasium yang berlebihan dapat merangsang selera makan bagi yang berpenyakit serta bagus untuk mereka yang mengalami sembelit, lemah otot, pegal-pegal badan, letih, lesu, mengalami tekanan serta menguatkan daya ingatan.
(8) Dalam bidang pengobatan dengan ketiadaan kolestrol, lemak dan gula di dalam kurma, ia amat baik untuk meredakan tekanan darah tinggi. Kurma banyak mengandung zat besi yang dapat membantu mengatasi masalah anemia atau kekurangan sel darah merah.
(9) Bagi mereka yang mengalami masalah batuk, jus kurma dapat digunakan sebagai obatnya. Karena kandungan gula dalam buah kurma dapat menghilangkan gatal-gatal dalam kerongkongan sekaligus menghentikan batuk.


Subhanallah...Ramadhan kali ini untuk kedua kalinya
aku sendiri, tiada suami di sisi :(

Kusyukri Allah swt berikan ujian yang sama ,
artinya betapa perhatian dan rasa sayang
Allah swt kepada diri hamba ini masih bisa tegas, tangguh & kuat melalui
semua dengan baik...


ya Allah...bila bagiMu aku layak mendapat kemenangan dengan ujian ini
jadikan aku orang yang senantiasa bersyukur & bersabar dengan segala nikmat
ujian & godaan yang Engkau berikan...Amiin


'bersama kesulitan ada kemudahan...
'belum dikatakan beriman seseorang bila belum Kami uji...
'tidak akan diuji melainkan sesuai dengan kesanggupan...


1. 4 tanda kesempurnaan : ilmu dengan manfaat, agama dengan taqwa, amal dengan niat, kemuliaan dengan kelebihan

2. Orang yang berbudi pekerti mulia dan berilmu itu jernih mukanya, lapang dadanya, suci hatinya, lemah lembut perkataannya, dan baik dalam segala perbuatannya

3. Orang yang berilmu itu selalu menang dalam pergaulan karena dia membiasakan senyum apabila dicaci, lemah lembut bila dihina, diam bila dimarahi, dan membalas kejahatan dengan kebaikan


Posting dari tetangga "kokonata"
Bagus untuk diambil hikmahnya

Ada seorang ikhwan yang begitu semangat menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh gerak langkah dan napas kehidupannya. Penampilannya seperti ikhwan pada umumnya: memelihara jenggot, lebih suka mengenakan kemeja dan celana bahan. Bahasa percakapannya penuh dengan istilah dari planet ane-ente. Dan ia selalu berusaha menjaga pandangan dengan lawan jenisnya, terutama perempuan berjilbab.

Saat itu ia baru saja lulus SMA dan melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi negeri di luar kota, jauh dari orang tua. Hidup sendiri dengan kucuran dana dari orang tua, membuatnya bebas melakukan apa saja. Karena sudah tercelup dalam pengaruh kehidupan islami, maka ia memilih lingkungan aktivis dakwah sebagai tempat bermukim dan beraktivitas sehari-hari.

Di SMA ia sempat menjabat sebagai ketua rohis. Tak heran jika setelah kuliah ia juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, bahkan sempat menduduki posisi tertinggi di BEM Fakultasnya. Di tengah berbagai kesibukan organisasi mahasiswa, ia tetap berusaha mengikuti perkuliahan dengan baik. Di sekelilingnya banyak teman-teman satu pemikiran yang siap membantunya. Ia begitu menikmati kehidupan kampus yang bisa dikondisikan secara islami. Lima tahun berlalu, ia harus meninggalkan dunia kampus yang idealis. Masuk ke dunia nyata yang penuh persaingan dan tarikan kepentingan.

Sang ikhwan kembali ke kota asalnya. Mulai jauh dari teman-teman idealnya. Ia mulai berhadapan dengan pilihan-pilihan. Seringkali pilihan tak menawarkan hal-hal positif seperti di kampus dulu. Misalnya ketika bekerja di sebuah perusahaan, ia tak bisa memilih bekerja di tempat yang memisahkan aktivitas laki-laki dan perempuan. Keinginan melaksanakan ibadah sunnah sering bersinggungan dengan kewajibannya sebagai karyawan. Ia merasa terkekang, tak bisa bebas menikmati kehidupan islami seperti di kampus dulu. Tekanan kerja semakin berat, jam kerja padat, hari libur pun terkadang harus tersita untuk urusan kerja. Stres mulai menyapa, sementara sapaan teman-teman yang menyejukkan berkurang hingga hilang sama sekali.

Setiap hari ia harus memilih. Salah satu pilihan adalah tetap bekerja di lingkungan yang kurang islami atau keluar, bebas memilih kesibukan sesuai kehendak hati, berwiraswasta misalnya. Tapi, pekerjaan menawarkan penghasilan yang cukup untuk kehidupan di masa depan, keluar dari pekerjaan berarti harus siap hidup apa adanya ditambah cap pengangguran. Ia memilih tetap bekerja, ikut arus. Puasa Senin-Kamis mulai dilewatkan, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an jarang dilantunkan, shalat dhuha tak sempat dilakukan, melakukan shalat wajib pun terkadang curi-curi kesempatan di akhir waktu. Ia memilih kehidupan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, menjadi lelaki kota besar pada umumnya.

***

Potongan kisah ikhwan di atas mungkin sering kita jumpai. Bukan tak mungkin ikhwan tersebut adalah teman, saudara, atau malah kita sendiri. Dulu sang ikhwan bersemangat meneriakkan kata-kata jihad di jalan Allah, sekarang seolah melempem seperti kerupuk tersiram air. Ruang dan waktu ternyata bisa mengubah seorang laki-laki yang terlihat sempurna menjadi sosok membingungkan, kalah oleh terjangan cobaan kehidupan. Orang-orang yang dulu dekat dengannya—mungkin termasuk kita juga—perlahan menjauh. Tanpa konfirmasi lebih lanjut kita mencap dirinya sebagai ikhwan futur52.

Di lain kesempatan kita pernah memergoki sang ikhwan melakukan suatu hal yang nggak-ikhwan-banget, misalnya jalan berdua dengan seorang cewek manis berpakaian seksi. Padahal kita tahu, dulu ikhwan itu paling anti dengan cewek berpakaian kurang bahan. Sekarang, kok malah terlihat mesra. Ada apa? Kita ingin menegur agak risih, bermaksud untuk konfirmasi langsung, sang ikhwan sulit ditemui, seperti menghindar. Berbagai perangai buruk lain kita temukan juga di kemudian hari. Hancurlah sosok ikhwan sejati yang dulu menjadi dambaan banyak akhwat. Beberapa dari kita mulai menjatuhkan vonis, si ikhwan sudah jadi laki-laki biasa, bukan ikhwan lagi.

Tanpa kita tahu, si ikhwan sering menangis tanpa suara. Ia sebenarnya ingin lepas dari keadaan tersebut, tapi seolah tak bisa. Si cewek seksi itu mungkin saja rekan bisnisnya, ia terlihat ramah karena aturan kantor memang harus begitu pada customer. Tanpa kita tahu si ikhwan masih berusaha mengerjakan amalan sunnah, masih berusaha bangun di sepertiga malam terakhir memohon kekuatan dari-Nya. Semua ibadah tersebut memang tak terlihat teman-teman lamanya. Ia sudah berada di dunia yang berbeda, tak terdeteksi seperti ketika di kampus atau di sekolah dulu.

Kesibukan kerja juga yang membuat ia seperti memutuskan tali silaturahim dengan teman-teman dekatnya. Sedikitnya pertemuan merentangkan jarak. Sang ikhwan kerap merasa tak enak hati kalau harus mendatangi lebih dahulu teman-teman dekatnya, terlebih jika ia termasuk orang yang introvert; sulit terbuka dengan orang lain. Ia kesepian. Ia sendiri. Di saat seperti itu, teman-teman lain yang cenderung mengajak pada kesenangan dunia mendekati. Lagi-lagi ia seperti tak punya pilihan, terjebak arus, menjadi sosok muda mentropolitan, terlihat sukses di luar, tapi batinnya kering kerontang.

Meskipun seorang ikhwan sudah terlihat sangat berbeda, percayalah, sepetak ruang di hatinya masih menyisakan kerinduan mendalam akan kehidupan yang sarat ibadah. Ia dalam keadaan menunggu seseorang untuk mengajaknya kembali: kembali mengkaji islam, melantunkan aya-ayat suci Al-Qur’an, berkomitmen mengerjakan amalan sunnah. Sayangnya ia terlalu angkuh untuk mendatangi lebih dulu. Ia lebih suka menanti, penantian yang terkadang tak pasti, sikap pasif yang sering mengecewakan banyak orang. Ketidaktahuan orang akan latar belakang sikap dan tingkah laku seorang ikhwan menjadikan prasangka meraksasa yang bukan tak mungkin bisa melahirkan sikap phobia terhadap ikhwan.

Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, seorang ikhwan tetap lelaki biasa. Punya naluri, nafsu dan bisa bertingkah laku sebagaimana lelaki pada umumnya. Yang sedikit membedakan, ia sedikit punya pemahaman tentang islam dan pernah berkecimpung dalam komunitas dakwah yang idealis. Agar tak berlebihan dan salah menilai seorang ikhwan, seorang akhwat atau siapapun juga perlu mengetahui rahasia ikhwan; gambaran umum tingkah laku seorang ikhwan. Hanya saja seorang akhwat/perempuan tak akan pernah benar-benar mengerti tingkah laku seorang ikhwan sampai ia bergaul sangat akrab dan menjalin komunikasi aktif dalam ikatan pernikahan. Jika tidak, bisa jadi rahasia ikhwan akan tetap menjadi rahasia untuk selama-lamanya.


Sumber : posting pembacaanadia

Seorang teman lama menulis testimonialnya tentangku di situs friendster yang kupunya. Isi testimonial itu mengatakan bahwa aku ini adalah orang yang mudah down dan mudah kecewa. Seseorang yang lain memberikan hasil hitungan-hitungan numerologynya kepadaku berupa rangkaian kalimat yang menurutnya bukan ramalan tapi hasil analisa metafisikanya tentang aku. Meski dari seluruh rangkaian kalimat yang diberikannya padaku itu tidak semuanya tepat tapi ada satu point yang ketika kubaca aku mengiyakannya. Satu point itu berbunyi bahwa aku adalah orang yang mudah kecewa.

Ya, aku memang orang yang dulunya sukar berdamai dengan rasa kecewa. Terlebih jika aku terlalu memiliki harapan yang berlebihan akan sesuatu dan aku lupa menyediakan ruangan kosong di hati untuk menampung rasa kecewa itu. Dari hal-hal kecil saja, jika aku lupa mengubah mindsetku untuk selalu menyediakan kamar kecewa dalam hati, maka rasa kecewa itu akan balik menyerangku dan membuatku merasa sedih lebih parah lagi frustasi. Salah satu contohnya (--dan ini sering sekali terjadi) adalah ketika suamiku berjanji akan pulang kantor bareng denganku. Ini artinya dia akan merelakan diri untuk pulang tengbur (--teng langsung kabur = jam 5 pas), dan ini baginya adalah sesuatu yang sangat mahal dan jarang terjadi. Mendengar janji suami itu, yang aku lakukan adalah merubah mindsetku sedemikian rupa sehingga hanya rasa senang yang akan menempati hatiku. Asyik pulang bareng suami.. begitulah batinku bersorak gembira.

Pulang bareng dengan suami berarti aku tak perlu repot-repot berjalan dari stasiun Depok lama ke pinggir jalan raya yang cukup jauh dan melelahkan (apalagi pulang kerja aku sudah capek) untuk mencari angkutan umum, berarti pula aku tak perlu naik angkutan umum yang jalannya suka "lambat goyang", berarti pula aku tak perlu mengeluarkan uang untuk membayar ongkos angkutan umum. Berarti pula sesampai di stasiun Depok Lama (--sebelumnya, dari Jakarta ke Depok naik KRL) aku tinggal duduk manis di boncengan motor suami, memeluk erat pinggangnya, kadang-kadang juga tinggal merem tahu-tahu sudah sampai rumah. Lebih hemat dan mengasyikkan memang. Itulah sebabnya aku menyediakan ruang untuk rasa kebahagiaan di hatiku jika suami sudah berjanji mau pulang bareng.

Namun aku seringkali lupa menyisakan ruang untuk kekecewaan, aku lupa bahwa pulang tepat waktu bagi suami adalah sesuatu yang mahal dan belum pasti bisa dia lakukan. Karena suami bekerja di bagian operasional IT , maka masalah operasional kadang bisa saja datang di saat-saat di mana harusnya seorang karyawan sudah boleh pulang. Tapi itu sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikan masalah itu dan dia harus berkorban, bisa jadi pulang malam atau bahkan tak pulang. Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, aku yang semula sudah mengharapkan rasa kebahagian mengisi relung hati namun ternyata justru kecewa yang datang, sementara tak ada ruang di hatiku baginya untuk bersemayam, maka rasa kecewa itu pun akan memaksa , menyerang hatiku. Dan itu kadang membuat fisikku memberontak. Aksi yang paling mudah dikeluarkan adalah ngambek (kasihan banget ya suamiku punya istri model begini..)

Ya itu hanya contoh kecil saja, betapa mudahnya aku merasa kecewa Masih banyak episode-episode kecewa yang lain dalam hidupku. Kekecewaan itu datang dikarenakan harapan yang terlalu besar, kalau kita tidak mengubah mindset kita dengan harapan yang terlalu besar, aku rasa hati kita bisa menerima datangnya rasa kecewa dengan ringan.

Menyisakan ruang kecewa khusus dalam hati, sebaiknya kita lakukan jauh-jauh hari sebelum kenyataan itu datang. Dulu, semasa jaman UMPTN, aku bisa kok menyikapi kekecewaan dengan bijak. Ketika pilihan pertamaku tidak berhasil kutembus dan justru pilihan kedua yang sebenarnya hanya cadangan saja yang diterima, aku tak lantas depresi karenanya. Itu karena jauh-jauh hari aku sudah siap untuk kecewa.

Kecewa itu memang menyakitkan, tapi kadar sakit yang dirasakan tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung dari kekebalan dan kesiapan masing-masing individu untuk menerimanya. Sebaiknya lakukan "vaksinasi ikhlas" untuk menangkal penyakit kecewa itu datang. Aku yakin rasa ikhlas akan efektif menangkalnya.

Ikhlas menurutku adalah menerima serta meyakini bahwa segala sesuatu itu datang dari Allah dan hanya atas kehendakNya pulalah apapun bisa terjadi. Betapa ikhlas adalah obat yang sangat mujarab. Tak heran bila selama kurang lebih 20 tahun Erbe Sentanu (pemilik katahati institute) melakukan serangkaian riset , yang akhirnya menemukan sebuah metode bernama Quantum Ikhlas yang bisa dijadikan sarana untuk menjadikan pribadi-pribadi yang sukses meraih impian.

Beberapa waktu yang lalu, kami (--aku dan suami) juga terserang kecewa. Salah satu keinginan kami ternyata belum bisa terpenuhi. Mungkin karena Allah belum mengijinkannya. Kami memang sempat kecewa, tapi untung jauh-jauh hari kami sudah menelan pil ikhlas untuk menangkalnya. Sehingga ketika kecewa datang, antibody dalam tubuh yang telah menyerap rasa ikhlas pun bekerja. Sehingga kecewa itu bukan menjadi bakteri jahat namun justru menjadi bakteri baik. Dan dengan legowo kami mempersilahkan si kecewa untuk masuk ke dalam sebagian kecil ruang di hati kami sebentar saja. Ingat, hanya sebentar saja. Setelah kecewa itu pergi, kami seperti terlahir sebagai individu baru dengan semangat baru. "Rasa kecewa datang untuk menghadirkan semangat baru.." kata suamiku.

Ya begitulah kalau tubuh sudah divaksinasi dengan rasa ikhlas. Kita akan mudah berdamai dengan kecewa. Ternyata indah lho kalau kita bisa berdamai dengan rasa kecewa .

*untuk introspeksi kita semua....Smoga ada ibroh yg bisa kita petik:)


Sumber : Posting dari pembacaanadia

SEMOGA BERMANFAAT.. .

Buat para suami ...

VERY TOUCHING....
Siapkan tissue sebelum baca....

Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg
sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.

Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali. Silahkan baca dan dihayati.

**MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI TANPA SYARAT* *- - - sebuah perenungan

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang
Memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
Sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun
keluhan keluar dari bibir bapak....... .bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka:

"Anak2ku.... ..... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... .kalianyg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu....
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

*"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. ..Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2...
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama...dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit...."


Subhannallah di era sekarang ini....smoga smakin banyak suami-suami tipe seprti beliau...Amiiin