twitter


Wahai laki-laki

Dengarkan seruan alam

Apa hakekat hidup sebenarnya

Yang hanya berjalan sepenggal, dan sisanya adalah kenangan

Laki-laki simbol kekuasaan, keangkuhan, dan kekuatan

Laki-laki menuntut kesempurnaan pada seorang wanita

Yang di nikahi atas dasar cinta

Yang di nikahi dengan seperti mengejar awan berarak

Yang di nikahi dengan rayuan

Yang di nikahi lewat perjuangan dan perebutan

Laki-laki menikah dengan perempuan pilihannya

Tanpa paksaan tanpa kesulitan

Sedang perempuan di nikahi, dengan sejuta rahasia hati yang hanya
menjadi MilikNya

Wanita di nikahi kadang karena kepatuhan, ketakutan, dan juga jiwa yang
rapuh

Wanita dalam kelembutan memilih diam dan mengalah

Meresa bahagia menyempurnakan hasrat

Merasa tersanjung "to be the only one"

"To be Wife is the prestigious word for a woman"

Anugrah yang di inginkan pada setiap pengantin perempuan

Menghargai kata-kata istri setinggi mungkin, menjunjungnya yang kadang
kelewat tinggi.

Kebanggaan yang hanya dipamerkan pada TuhanNya.

Menyandang gelar suami, menempati posisi terbaik dalam dunia manusia

Menempati bagian terindah dalam relung Ilahi.

Perempuan memperjuangkan pernikahan setengah mati

Mengasah diri untuk terus tampil menarik demi suami

Mengasah diri untuk unggul di segala bidang kerumah tanggaan , demi
membuat bangga suami.

Mengasah diri untuk terus maju, agar menyamai pemikiaran suami

Semua demi suami, seorang istri berjuang sendiri dalam kegalauan

Seorang istri berjuang sendiri dalam ruang yang terpantul-pantul karena
gema

Tak ada yang mau tahu, apa maunya?

Tak ada yang mau mengerti, apa maksudnya.

Seorang istri tidur dalam mimpi panjang akan peluk, cium, kehangatan,
dan pujian dari sosok suami.

Seorang istri tak pernah berfikir untuk mengakhiri cinta tanpa batas
akhir

Dalam benak istri hanya satu, mencintai sekali setelah itu mati

Suami melihat istri tak sabar

Menunggu tak ikhlas

Memandang tak jenak

Menoleh pun enggan

Melihat istri tak lagi sesempurna pengantin baru

Membuat suami lupa, lupa dimana letak derajat seorang istri dimataNya.

Ali menantu Rassulullah SAW, menggiling gandum untuk istri dan anaknya.

Rasulullah SAW, sendiri menjahit baju tanpa mengeluh.

Suami-suami seringkali….

Lupa Tauladan

Lupa Agama

Melupakan Islam.

Lebih tertarik pada hal baru yang memabokkan

Pada pandangan lain yang berkeliaran

Tanpa arah dan tujuan

Tak sadar jika yang lainnya hanya bisa menikmati bagian bahagia

Tanpa menyelami bagian menderitanya

Kata orang bijak hal yang demikian hanya bisa diajak tertawa

Tanpa bisa diajak menangis

Suami melihat dalam bayangan semu bahwa lainnya lebih baik dan mengerti
di banding istri-nya.

Dan bagaimana bisa mengerti jika suami lebih senang dan sering bercerita
pada yang lain, yang bukan istrinya?

Bagaimana bisa mengerti jika suami tak pernah duduk berdua bergandeng
tangan, saling memuji, bercumbu mesra, hanya untuk sekedar menyamakan
persepsi, bahwa "Hari ini senin lho, bukan Rabu!".

Padahal Rasulullah SAW, memanggil salah satu istrinya
"Ummairah"…"wahai yang berpipi merah", tuk tauladanpun
Rasulullah SAW sangat senang memuji.

Bagaimana bisa suami mengerti bahwa istrinya secantik bidadari, karena
menemaninya berlama-lama merawat dirinya saja Ia enggan.

Bagaimana suami bisa mendapati istrinya sesempurna lainnya, jika bangun
malam, mengganti popok, memasak, membereskan rumah, dan berdzikir untuk
keselamatannya saja enggan dilakukan, bahkan terkadang sama sekali tak
mau tahu.

Bagaimana bisa suami mengerti, istri menunggunya berjam-jam dalam doa
tak terputus sepanjang malam, sedang suami entah kemana tak karuan.

Istri menangis hanya kepadaNya

Istri menahan semampunya.

Ketika suami sakit, seorang istri berdiam, disamping

Mengelus tubuh suami, menangis, berdoa hanya untuk kesembuhan suami
tercinta

Terkadang anak di nomor duakan.

Terkadang badan bongkok karena tidur tertekuk

Terkadang uban tumbuh karena keluh suami berkepanjangan

Membuatnya berpikir dan berpikir memeras otak

Ketika istri sakit, suami enggan berada disamping

Suami lebih senang di luar.

Enggan mendengar istri merintih, mengeluh, dan mengerang menahan sakit

Suami lebih senang menata meja kerja, merapikan dasi, membonceng
sekretarisnya, dan berangkat ke kantor, dengan dalih mencari uang

"Dari mana biaya rumah sakit?"

Istri yang lembut hanya melenguh pelan "Dari Allah…dari
Allah"

Ya, Robb, kuatkan hatiku dan hati semua Istri

Berilah pencerahan suami

Tak ada yang jauh lebih sempurna melebihi Istri

Jika mereka belajar menyelami

Jika mereka belajar mengerti

Jika wanita yang bernama Istri hanya ingin di hargai

Begitu mudah memahami kami hanya dengan satu kalimat :

"Jangan pernah sakiti hatinya!".

Sedangkan Allahpun enggan menyakiti Wanita, dalam penciptaan, dalam
keheningan doa, dan dalam derap langkah diriNya.

Sebab menyakiti adalah dosa tiada tara.

Pun sebuah kisah Al-Qur'an ketika Fir'aun menyiksa Aisyah Binti
Muzahim, maka Allah pun membuka jendela surgaNya, puluhan bidadari
berarak menyambut ruhnya, dalam jasad tertimbun batu dan terik panas
matahari.

Mengangkatnya pelan menuju langit, dalam genangan darah, Aisyah menjerit
pelan "Ya Robb, bangunkan aku Istana Indah, di surgaMu, tepat
disisiMu".

Seorang Istri Fir'aunpun, manusia terkaya dalam sejarah.

Tak mengharap dunia, tak mengharap fana.

Duhai wanita atas nama Istri tabahkanlah hatimu.

Mengarungi hidup yang penuh liku.

Dekaplah ankmu tataplah matanya, dan tantanglah dunia

Sekalipun sendiri dalam sunyi.

Lalu kenapa seringkali istri, sebaik apapun tetap ingin di duakan?

Aku ingin bertanya, lalu makhluk macam apakah engkau, wahai suami?

0 komentar: