Posting dari tetangga "kokonata"
Bagus untuk diambil hikmahnya
Ada seorang ikhwan yang begitu semangat menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh gerak langkah dan napas kehidupannya. Penampilannya seperti ikhwan pada umumnya: memelihara jenggot, lebih suka mengenakan kemeja dan celana bahan. Bahasa percakapannya penuh dengan istilah dari planet ane-ente. Dan ia selalu berusaha menjaga pandangan dengan lawan jenisnya, terutama perempuan berjilbab.
Saat itu ia baru saja lulus SMA dan melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi negeri di luar kota, jauh dari orang tua. Hidup sendiri dengan kucuran dana dari orang tua, membuatnya bebas melakukan apa saja. Karena sudah tercelup dalam pengaruh kehidupan islami, maka ia memilih lingkungan aktivis dakwah sebagai tempat bermukim dan beraktivitas sehari-hari.
Di SMA ia sempat menjabat sebagai ketua rohis. Tak heran jika setelah kuliah ia juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, bahkan sempat menduduki posisi tertinggi di BEM Fakultasnya. Di tengah berbagai kesibukan organisasi mahasiswa, ia tetap berusaha mengikuti perkuliahan dengan baik. Di sekelilingnya banyak teman-teman satu pemikiran yang siap membantunya. Ia begitu menikmati kehidupan kampus yang bisa dikondisikan secara islami. Lima tahun berlalu, ia harus meninggalkan dunia kampus yang idealis. Masuk ke dunia nyata yang penuh persaingan dan tarikan kepentingan.
Sang ikhwan kembali ke kota asalnya. Mulai jauh dari teman-teman idealnya. Ia mulai berhadapan dengan pilihan-pilihan. Seringkali pilihan tak menawarkan hal-hal positif seperti di kampus dulu. Misalnya ketika bekerja di sebuah perusahaan, ia tak bisa memilih bekerja di tempat yang memisahkan aktivitas laki-laki dan perempuan. Keinginan melaksanakan ibadah sunnah sering bersinggungan dengan kewajibannya sebagai karyawan. Ia merasa terkekang, tak bisa bebas menikmati kehidupan islami seperti di kampus dulu. Tekanan kerja semakin berat, jam kerja padat, hari libur pun terkadang harus tersita untuk urusan kerja. Stres mulai menyapa, sementara sapaan teman-teman yang menyejukkan berkurang hingga hilang sama sekali.
Setiap hari ia harus memilih. Salah satu pilihan adalah tetap bekerja di lingkungan yang kurang islami atau keluar, bebas memilih kesibukan sesuai kehendak hati, berwiraswasta misalnya. Tapi, pekerjaan menawarkan penghasilan yang cukup untuk kehidupan di masa depan, keluar dari pekerjaan berarti harus siap hidup apa adanya ditambah cap pengangguran. Ia memilih tetap bekerja, ikut arus. Puasa Senin-Kamis mulai dilewatkan, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an jarang dilantunkan, shalat dhuha tak sempat dilakukan, melakukan shalat wajib pun terkadang curi-curi kesempatan di akhir waktu. Ia memilih kehidupan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, menjadi lelaki kota besar pada umumnya.
***
Potongan kisah ikhwan di atas mungkin sering kita jumpai. Bukan tak mungkin ikhwan tersebut adalah teman, saudara, atau malah kita sendiri. Dulu sang ikhwan bersemangat meneriakkan kata-kata jihad di jalan Allah, sekarang seolah melempem seperti kerupuk tersiram air. Ruang dan waktu ternyata bisa mengubah seorang laki-laki yang terlihat sempurna menjadi sosok membingungkan, kalah oleh terjangan cobaan kehidupan. Orang-orang yang dulu dekat dengannya—mungkin termasuk kita juga—perlahan menjauh. Tanpa konfirmasi lebih lanjut kita mencap dirinya sebagai ikhwan futur52.
Di lain kesempatan kita pernah memergoki sang ikhwan melakukan suatu hal yang nggak-ikhwan-banget, misalnya jalan berdua dengan seorang cewek manis berpakaian seksi. Padahal kita tahu, dulu ikhwan itu paling anti dengan cewek berpakaian kurang bahan. Sekarang, kok malah terlihat mesra. Ada apa? Kita ingin menegur agak risih, bermaksud untuk konfirmasi langsung, sang ikhwan sulit ditemui, seperti menghindar. Berbagai perangai buruk lain kita temukan juga di kemudian hari. Hancurlah sosok ikhwan sejati yang dulu menjadi dambaan banyak akhwat. Beberapa dari kita mulai menjatuhkan vonis, si ikhwan sudah jadi laki-laki biasa, bukan ikhwan lagi.
Tanpa kita tahu, si ikhwan sering menangis tanpa suara. Ia sebenarnya ingin lepas dari keadaan tersebut, tapi seolah tak bisa. Si cewek seksi itu mungkin saja rekan bisnisnya, ia terlihat ramah karena aturan kantor memang harus begitu pada customer. Tanpa kita tahu si ikhwan masih berusaha mengerjakan amalan sunnah, masih berusaha bangun di sepertiga malam terakhir memohon kekuatan dari-Nya. Semua ibadah tersebut memang tak terlihat teman-teman lamanya. Ia sudah berada di dunia yang berbeda, tak terdeteksi seperti ketika di kampus atau di sekolah dulu.
Kesibukan kerja juga yang membuat ia seperti memutuskan tali silaturahim dengan teman-teman dekatnya. Sedikitnya pertemuan merentangkan jarak. Sang ikhwan kerap merasa tak enak hati kalau harus mendatangi lebih dahulu teman-teman dekatnya, terlebih jika ia termasuk orang yang introvert; sulit terbuka dengan orang lain. Ia kesepian. Ia sendiri. Di saat seperti itu, teman-teman lain yang cenderung mengajak pada kesenangan dunia mendekati. Lagi-lagi ia seperti tak punya pilihan, terjebak arus, menjadi sosok muda mentropolitan, terlihat sukses di luar, tapi batinnya kering kerontang.
Meskipun seorang ikhwan sudah terlihat sangat berbeda, percayalah, sepetak ruang di hatinya masih menyisakan kerinduan mendalam akan kehidupan yang sarat ibadah. Ia dalam keadaan menunggu seseorang untuk mengajaknya kembali: kembali mengkaji islam, melantunkan aya-ayat suci Al-Qur’an, berkomitmen mengerjakan amalan sunnah. Sayangnya ia terlalu angkuh untuk mendatangi lebih dulu. Ia lebih suka menanti, penantian yang terkadang tak pasti, sikap pasif yang sering mengecewakan banyak orang. Ketidaktahuan orang akan latar belakang sikap dan tingkah laku seorang ikhwan menjadikan prasangka meraksasa yang bukan tak mungkin bisa melahirkan sikap phobia terhadap ikhwan.
Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, seorang ikhwan tetap lelaki biasa. Punya naluri, nafsu dan bisa bertingkah laku sebagaimana lelaki pada umumnya. Yang sedikit membedakan, ia sedikit punya pemahaman tentang islam dan pernah berkecimpung dalam komunitas dakwah yang idealis. Agar tak berlebihan dan salah menilai seorang ikhwan, seorang akhwat atau siapapun juga perlu mengetahui rahasia ikhwan; gambaran umum tingkah laku seorang ikhwan. Hanya saja seorang akhwat/perempuan tak akan pernah benar-benar mengerti tingkah laku seorang ikhwan sampai ia bergaul sangat akrab dan menjalin komunikasi aktif dalam ikatan pernikahan. Jika tidak, bisa jadi rahasia ikhwan akan tetap menjadi rahasia untuk selama-lamanya.
1 komentar
Posted in
Sumber : posting pembacaanadia
Seorang teman lama menulis testimonialnya tentangku di situs friendster yang kupunya. Isi testimonial itu mengatakan bahwa aku ini adalah orang yang mudah down dan mudah kecewa. Seseorang yang lain memberikan hasil hitungan-hitungan numerologynya kepadaku berupa rangkaian kalimat yang menurutnya bukan ramalan tapi hasil analisa metafisikanya tentang aku. Meski dari seluruh rangkaian kalimat yang diberikannya padaku itu tidak semuanya tepat tapi ada satu point yang ketika kubaca aku mengiyakannya. Satu point itu berbunyi bahwa aku adalah orang yang mudah kecewa.
Ya, aku memang orang yang dulunya sukar berdamai dengan rasa kecewa. Terlebih jika aku terlalu memiliki harapan yang berlebihan akan sesuatu dan aku lupa menyediakan ruangan kosong di hati untuk menampung rasa kecewa itu. Dari hal-hal kecil saja, jika aku lupa mengubah mindsetku untuk selalu menyediakan kamar kecewa dalam hati, maka rasa kecewa itu akan balik menyerangku dan membuatku merasa sedih lebih parah lagi frustasi. Salah satu contohnya (--dan ini sering sekali terjadi) adalah ketika suamiku berjanji akan pulang kantor bareng denganku. Ini artinya dia akan merelakan diri untuk pulang tengbur (--teng langsung kabur = jam 5 pas), dan ini baginya adalah sesuatu yang sangat mahal dan jarang terjadi. Mendengar janji suami itu, yang aku lakukan adalah merubah mindsetku sedemikian rupa sehingga hanya rasa senang yang akan menempati hatiku. Asyik pulang bareng suami.. begitulah batinku bersorak gembira.
Pulang bareng dengan suami berarti aku tak perlu repot-repot berjalan dari stasiun Depok lama ke pinggir jalan raya yang cukup jauh dan melelahkan (apalagi pulang kerja aku sudah capek) untuk mencari angkutan umum, berarti pula aku tak perlu naik angkutan umum yang jalannya suka "lambat goyang", berarti pula aku tak perlu mengeluarkan uang untuk membayar ongkos angkutan umum. Berarti pula sesampai di stasiun Depok Lama (--sebelumnya, dari Jakarta ke Depok naik KRL) aku tinggal duduk manis di boncengan motor suami, memeluk erat pinggangnya, kadang-kadang juga tinggal merem tahu-tahu sudah sampai rumah. Lebih hemat dan mengasyikkan memang. Itulah sebabnya aku menyediakan ruang untuk rasa kebahagiaan di hatiku jika suami sudah berjanji mau pulang bareng.
Namun aku seringkali lupa menyisakan ruang untuk kekecewaan, aku lupa bahwa pulang tepat waktu bagi suami adalah sesuatu yang mahal dan belum pasti bisa dia lakukan. Karena suami bekerja di bagian operasional IT , maka masalah operasional kadang bisa saja datang di saat-saat di mana harusnya seorang karyawan sudah boleh pulang. Tapi itu sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikan masalah itu dan dia harus berkorban, bisa jadi pulang malam atau bahkan tak pulang. Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, aku yang semula sudah mengharapkan rasa kebahagian mengisi relung hati namun ternyata justru kecewa yang datang, sementara tak ada ruang di hatiku baginya untuk bersemayam, maka rasa kecewa itu pun akan memaksa , menyerang hatiku. Dan itu kadang membuat fisikku memberontak. Aksi yang paling mudah dikeluarkan adalah ngambek (kasihan banget ya suamiku punya istri model begini..)
Ya itu hanya contoh kecil saja, betapa mudahnya aku merasa kecewa Masih banyak episode-episode kecewa yang lain dalam hidupku. Kekecewaan itu datang dikarenakan harapan yang terlalu besar, kalau kita tidak mengubah mindset kita dengan harapan yang terlalu besar, aku rasa hati kita bisa menerima datangnya rasa kecewa dengan ringan.
Menyisakan ruang kecewa khusus dalam hati, sebaiknya kita lakukan jauh-jauh hari sebelum kenyataan itu datang. Dulu, semasa jaman UMPTN, aku bisa kok menyikapi kekecewaan dengan bijak. Ketika pilihan pertamaku tidak berhasil kutembus dan justru pilihan kedua yang sebenarnya hanya cadangan saja yang diterima, aku tak lantas depresi karenanya. Itu karena jauh-jauh hari aku sudah siap untuk kecewa.
Kecewa itu memang menyakitkan, tapi kadar sakit yang dirasakan tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung dari kekebalan dan kesiapan masing-masing individu untuk menerimanya. Sebaiknya lakukan "vaksinasi ikhlas" untuk menangkal penyakit kecewa itu datang. Aku yakin rasa ikhlas akan efektif menangkalnya.
Ikhlas menurutku adalah menerima serta meyakini bahwa segala sesuatu itu datang dari Allah dan hanya atas kehendakNya pulalah apapun bisa terjadi. Betapa ikhlas adalah obat yang sangat mujarab. Tak heran bila selama kurang lebih 20 tahun Erbe Sentanu (pemilik katahati institute) melakukan serangkaian riset , yang akhirnya menemukan sebuah metode bernama Quantum Ikhlas yang bisa dijadikan sarana untuk menjadikan pribadi-pribadi yang sukses meraih impian.
Beberapa waktu yang lalu, kami (--aku dan suami) juga terserang kecewa. Salah satu keinginan kami ternyata belum bisa terpenuhi. Mungkin karena Allah belum mengijinkannya. Kami memang sempat kecewa, tapi untung jauh-jauh hari kami sudah menelan pil ikhlas untuk menangkalnya. Sehingga ketika kecewa datang, antibody dalam tubuh yang telah menyerap rasa ikhlas pun bekerja. Sehingga kecewa itu bukan menjadi bakteri jahat namun justru menjadi bakteri baik. Dan dengan legowo kami mempersilahkan si kecewa untuk masuk ke dalam sebagian kecil ruang di hati kami sebentar saja. Ingat, hanya sebentar saja. Setelah kecewa itu pergi, kami seperti terlahir sebagai individu baru dengan semangat baru. "Rasa kecewa datang untuk menghadirkan semangat baru.." kata suamiku.
Ya begitulah kalau tubuh sudah divaksinasi dengan rasa ikhlas. Kita akan mudah berdamai dengan kecewa. Ternyata indah lho kalau kita bisa berdamai dengan rasa kecewa .
*untuk introspeksi kita semua....Smoga ada ibroh yg bisa kita petik:)
0
komentar
Posted in
Sumber : Posting dari pembacaanadia
SEMOGA BERMANFAAT.. .
Buat para suami ...
VERY TOUCHING....
Siapkan tissue sebelum baca....
Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg
sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali. Silahkan baca dan dihayati.
**MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI TANPA SYARAT* *- - - sebuah perenungan
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang
Memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
Sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun
keluhan keluar dari bibir bapak....... .bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka:
"Anak2ku.... ..... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... .kalianyg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu....
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.
*"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. ..Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2...
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama...dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit...."
Subhannallah di era sekarang ini....smoga smakin banyak suami-suami tipe seprti beliau...Amiiin
0
komentar
Posted in
Alhamdulillah...senin, 28 Juli 2008 adalah pertemuan tersingkat
with y husband:)
like my dreams come true
finally the ending was in airport
mahaaaaaaaaalll jugaaaaaaaaaaa ongkosnya
hehe tapi seneng bgt ketemu sbentar sorenya di airport
sukses selalu ya kangMas...miss u much!!!
0
komentar
Posted in
Rabu, 2008 Juli 23
LOMBA OPINI UNTUK PARA GURU
Learn How to Learn to "Be An Absolute GENIUS!"http://elexmedia.multiply.com/calendar/item/10102/LOMBA_OPINI_UNTUK_PARA_GURUTotal Nilai hadiah lebih dari Rp. 10.000.000,- dan hadiah utama 1 unit Printer XEROX!Untuk 3 opini terbaik akan dipublikasikan dalam media (dengan konfirmasi)Kirimkan opini anda tentang Metode Belajar yang dibahas dalam bukuBe An Absolute GENIUS! Panduan Praktis Learn How to Learn Sesuai Cara Kerja Alami OtakKetentuan :Jumlah karakter min. 1.500 karakter, maks. 3.000 karakter ( tidak termasuk spasi )Isi Opini :- Manfaat materi buku, alasannya apa?- Kemudahan Aplikasi- Harapan dari adanya panduan cara belajar.Kirimkan opini beserta data diri anda kepada :YunaPROMOSI PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDOGed. Kompas Gramedia Lt. 6Jl. Palmerah Selatan 22-28Jakarta 10270BATAS PENERIMAAN : 30 AGUSTUS 2008Info :juna@elexmedia.co.id
www.anakaletta.multiply.comwww.kampungcahaya.blogspot.com
0
komentar
Posted in
bln juli memang bln yg penuh sejarah dlm hidupku
1. bln di mana aku dilahirkan
2. bln di mana aku dinikahkan
3. bln di mana aku berjumpa suamiku yg sedang s3 di LN sebanyak 3x (ya Allah mudahkanlah rezeki keluarga kami) ku tau biaya transport PP suamiku pasti besar.Amiin
4. bln di mana tahun ajaran baru dimulai
5. bln yg penuh kenangan
6. bln yg manis & menyenangkan
7. bln yg...
anyway...ya Allah swt puji syukur atas sgala yg tlah Kau limpahkan padaku & keluargaku
Amin Allahumma Amiin
0
komentar
Posted in
Label:
musim gugur
maafkaaaaaaaaaan
tlah lama vakum ndak nulis nulis ...hehe
setidaknya ada 2 hal yg membahagiakan di bln Juli
I. Allah swt berikan kesempatan bernapas di hari ultah ke-29 (ya ampuun dah hampir kepala 3)
II. orang2 yg terkasih & perhatian memberikan surprise luar biasa dahsyat
bikin terharu bahagia & campur aduk dh pokoknya
arti hadirmu wahai orang2 yg mencintai & tulus memperhatikan apa adanya diriku
bagaikan istilah bila awan tak menagis manakah mungkin taman kan berseri?
jazakallah khairan jaza atas sgalanya
i love u all