twitter


Wednesday, 14 January 2009 07:38


Syeikh Qaradhawi mengatakan, satu real yang kita belanjakan untuk produk
Israel dan AS, sama dengan satu peluru merobek tubuh anak Palestina



Hidayatullah.com--

Semenjak Israel menyerang keji kaum Muslim di Jalur Gaza, Palestina, banyak desakan masyarakat Islam melakukan boikot produk-produk Yahudi.
Sebelumnya, tepat hari Ahad, 8 Oktober 2000, Al-Jazira News Network, sebuah stasiun
Televisi di Qatar, menyiarkan sebuah acara wawancara dengan Syeikh DR.
Yusuf Al-Qaradhawi. Dalam acara bertema ”Palestina dan Kewajiban Jihad
bagi Setiap Muslim”, Syeikh al-Qaradhawi mengemukakan sebuah fatwa,
bahwa "memboikot produk-produk buatan Israel dan Amerika adalah
kewajiban bagi seluruh Muslim di seluruh dunia."


Qaradhawi mengatakan bahwa setiap dollar yang kita bayarkan untuk sebotol
Coca-Cola, misalnya, akan menjadi sebuah peluru yang dalam persenjataan
perang orang-orang Amerika atau Israel akan dibidikkan langsung ke arah
kita. Beliau mengatakan bahwa adalah haram dalam hal ini.

"Kita telah menyumbangkan uang kita setiap harinya kepada McDonalds, KFC, Burger
King dsb, tanpa memikirkan akan kemana uang itu pergi? Menurut pendapat
saya, setiap Muslim harus bertanggung jawab dalam hal ini, atas
keluarga dan gaya hidup mereka. Lihatlah kepada orang-orang Amerika
yang telah mem-Veto resolusi PBB untuk mengutuk aksi tentara Israel di
Palestina. Jika mereka itu adalah pemelihara perdamaian, seperti yang
mereka klaim, mungkinkah mereka melakukannya?," tegasnya.

Selanjutnya beliau menyerukan : "Wahai Manusia, tidakkah kalian berfikir? Tidakkah
kalian tidak memiliki perasan lagi? Tidakkah kalian merasakan kepahitan
negara-negara Arab dan Islam dalam hal ini? Darah yang paling murah
adalah darah kita! Kita telah menjadi kelinci percobaan bagi
senjata-senjata dan peluru-peluru serta teknologi mereka. Persenjataan
perang ini didanai oleh uang kita, dalam gaya hidup konsumerisme yang
mereka paksakan pada kita. Saya bertanya kepada Anda semua, dengan nama
Allah, Muslim dan Kristen. Saya bertanya kepada Anda semua, atas nama
ribuan orang yang mati di tangan teroris-teroris itu pada tahun 1948,
1967, 1973 di Qana, di dir Yassin, Di Bahr Al-Bakar, di jalur Gaza dan
di Al-Quds?.

Dalam kesempatan lain, Syeikh al-Qaradhawi juga mengatakan, "Satu real (mata uang Arab-red) yang Anda keluarkan untuk membeli produk Israel dan AS, sama dengan satu peluru
yang akan merobek tubuh saudara Anda di Palestina."

Suara dari Indonesia

Nah, bagaimana dengan suara kaum Muslim di Indonesia. Alhamdulillah, umumnya
semua sama. Meski ada sedikit perbedaan. Imam Besar Masjid Istiqlal,
Prof. DR. KH. Ali Mustofa Ya’kub, misalnya mengatakan, cara yang
efektif yang dapat membuat jera Amerika (yang selama ini sanantiasa
berada dibalik aksi Israel) adalah memboikot produk dan perusahaan yang
mendukung agresi Israel.

Namun, diakuinya boikot di Indonesia tidaklah mudah, namun menurut pakar
hadist ini, pemboikotan secara tidak langsung dapat merugikan
kepentingan Amerika dan Israel. Dengan aksi ini, berharap AS
mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap Negara keji bernama
Israel.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, KH. Ma’ruf Amin, mengatakan, memboikot produk Yahudi merupakan
pressure (tekanan) secara ekonomis yang
dapat memberikan efek jera Yahudi dan Amerika. Jika boikot ramai
dilakukan di Indonesia, dan di negara-negara islam seperti Arab,
niscaya Amerika lambat laun akan merugi dan mempertimbangkan
dukungannya terhadap Israel. Sebab, diakui ketua MUI ini, yang dapat
men-stop kebrutalan Israel adalah Amerika. Jika Amerika tetap saja
mendukung, maka Israel akan bersikukuh menggempur Gaza.


Oleh karena itu, memboikot produk Yahudi sangat dianjurkan. Dan hal teringan yang
dapat kaum muslim lakukan di Indonesia. Walau, diakui Ma’ruf boikot
bila dilakukan Indonesia saja akan kurang efektif jika tidak bersinergi
dengan Negara-negara lain, namun hal itu sebagai bentuk solidaritas
kita terhadap muslim Gaza yang sedang dilanda krisis kemanusiaan luar
biasa.”katanya.


Perdebatan seputar efektif dan tidaknya seputar boikot menurut Ma’ruf jangan
diperpanjang lagi. Sebab, boikot ditinjau dari segi manapun sangat
berdasar. Dalam Islam, tindakan memboikot produk Yahudi dapat
dikategorikan men ta’zir (menghukum) yang befungsi sebagai efek jera terhadap Amerika. Walau memang harus ada yang dikorbankan. Dan tentunya masyarakat yang
berkerja di sektor-sektor ekonomi Yahudi. Namun, kemafsadatan nya lebih
kecil ketimbang memboikot produk Yahudi yang berfungsi menghentikan
agresi Israel.


Alasan Syar’i

Menurut guru besar ilmu hadist pada Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran di Jakarta ini,
ada tiga alasa fikihnya jika boikot digunakan.
Pertama adalah kaidah fikih yang berbunti,
“Memprioritaskan kepentingan lebih besar, ketimbang kepentingan kecil”(Al-drarar yuzâl).
Kedua, kaidah fikih yang mengatakan, “Mencegah kerusakan itu didulukan daripada membuat kebaikan“ (Darul mafasid muqaddamun ‘ala jalbil mashalih).
Terakhir, “Kebijakan pemimpin, harus dikaitkan dengan kepentingan rakyat” (Tasarraful imam ‘ala ar-ra’iyyah manuutun bil maslahah). Inilah yang kemudian dilakukan pemerintah Malaysia yang secara resmi menginstruksikan boikot.

Selain alasan kaidah fikih, menurut Musthafa Ya’kub, ada juga hadist yang menguatkan hal itu. Bunyinya, “Unsur akhaka, dholiman
au madhluuman. Qaaluu ya Rasulullah, Nansuruuhu Madhluuman, fakaifa nanshuruuhu dholiman. Qaala, ya’hudu fauqa yadaihi.” (Tolonglah saudaramu yang
dzalim atau yang didzalimi (teraniaya). Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah. Kami jelas akan menolong yang didzalimi, lalu bagaimana kami menolong saudara kami yang
dzalim?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Yakni kamu tahan tangannya agar tidak berbuat dzalim.” (Shahih, HR. Al-Bukhari)

Menurut Mustofa, korelasi dalil-dalil tersebut sangat kohern dengan kebijakan
boikot. Bahwa kezhaliman yang dilakukan oleh Israel terhadap muslim
Gaza harus segera diakhiri. Adapun kemaslahatan dari produk Yahudi di
Indonesia lebih kecil. Sebab, dengan demikian dapat menekan Amerika
untuk mencabut dukungannya terhadap Isreal.


Soal kaidah ushul, senada dengan Mustafa Ya’kub, Ma’ruf Amin juga mengatakan, kaedah, “Darul mafasid, muqoddamu ‘ala jalbil masholih”
(Menolak kerugian itu, harus diutamakan dari mendahulukan kepentingan).
Juga kaedah “Bahaya yang lebih kecil dipilih untuk mencegah bahaya yang
lebih besar” (al dharar al ashadd yuzaalu bi al dharar al akhaff).


Tapi bagi Prof. Dr. Ahmad Zahro, dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Surabaya, menyarankan, sebelum diserukannya boikot harusnya
dilakukan riset “ahhaqu dhorurot” terlebih dahulu. Jika boikot ternyata lebih banyak manfaatnya untuk kamaslahatan sudah harus dilakukan boikot. Namun, jika lebih banyak
kemafsadatanya bagi masyarakat, maka harus dipertimbangkan. Karena
menurutnya, masyarakat banyak di-PHK dan akan menjadi miskin gara-gara
sektor-sektor ekonomi yang dimiliki Amerika ditutup.


Tapi Ma’ruf Amin, menolak argument Zahro. Menurut Ma’ruf, ribuan korban luka dan hampir 1o00 orang meninggal merupakan kemudhoraotan besar yang harus dihilangkan. “Jadi tidak perlu diadakan riset (penelitian) untuk menghitung unsur “ahaqqu dhorurot”-nya, sebab
hal itu sudah jelas,” terang Ma’ruf.

Ma’ruf juga mengatakan bahwa derita yang dialami muslim Gaza adalah musibah besar
yang menuntut setiap Muslim untuk membantunnya. “Jadi, salah jika ada
yang mengatakan bahwa konflik Palestina soal rebutan tanah, itu soal
agama,” tandasnya. Ma’ruf juga prihatin atas sikap apatisme sebagian
masyrakat yang melihat sebelah mata kasus Palestina. Seperti menolak
membantu warga Gaza karena masih banyak warga Indonesia yang juga
membutuhkan. “Masyarakat jangan dikotomis dalam menilai. Islam tidak
memandang territorial, yang namannya Muslim baik di Gaza, Monokwari dan
Papua, itu saudara kita yang harus ditolong,” katanya.

Senada dengan Mustafa dan Ma’ruf Amin, Abdurahman Nafis, Ketua bidang Fatwa MUI Jatim
mengatakan, boikot adalah jenis “perang ekonomis’. Karena dengan boikot
berarti, sama saja menolak dan menentang Amerika. Hal ini disebutkan
Allah bahwa kaum Muslim harus menolak untuk saling tolong menolong
(ta’awun) dalam kejahatan. Nafis menyitir (Q.S. al-Ma'idah ayat 2).
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksaan-Nya.”


“Jika kita tidak bisa berperang secara militer, maka ekonomi juga bisa membantu,” ujarnya.

Sementara itu, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIL) Pondok Pesantren
Hidayatullah Surabaya, Abdul Kholiq, Lc mengatakan, dua alasan penting
melakukan boikot.
Pertama, seruan hal jihad Rasulullah. Baik dengan harta dan jiwa. "Perangilah kaum musyrik itu dengan harta, jiwa dan lisan kalian." (HR.Abu Dawud dan Nasa'i).
Kedua, pendapat Imam Malik bahwa perbuatan yang dilarang, jika mengekspor komoditas ke negara “musuh” (dar al-harb). Sebab yang demikian itu berarti memperkuat “musuh”. Sementara beliau membolehkan impor atau pedagang kafir datang menyuplai komoditas untuk kaum Muslimin (Abd al-Rahman Ibn al-Qasim al-Maliki, al-Mudawwanah: X, 102, Wahbah al-Zuhaili, Atsar al-Harb fi al-fiqh al-Islami, 513).

Hal ini dapat dipahami sebab kaum Muslimin saat itu berposisi kuat dalam perdagangan yaitu sebagai pihak yang mencukupi, hingga sanksi ekonomi dapat diterapkan dalam
bentuk embargo. Namun dalam kondisi kaum Muslimin saat ini yang
mayoritas adalah penikmat dan penyetor keuntungan bagi produk Yahudi
dan sekutunya, maka harus disikapi dengan boikot. Sementara itu seorang
Muslim ataupun negara Islam yang menyuplai kebutuhan vital untuk musuh
seperti minyak dan sebagai maka, wajib untuk mengembargo.

Saat ini, ribuan milyar dollar kekayaan para emir dan pengusaha Arab di parkir di Amerika dan Eropa adalah suntikan darah segar bagi dana pengembangan ekonomi, teknologi
dan persenjataan “musuh” tersebut. Pada gilirannya “musuh” semakin kuat
sementara para milyarder semakin ketakutan dan semakin tunduk
mengabdi kepada “musuh” itu. Sungguh merupakan cara pandang yang cerdik
dan berwawasan jauh apa yang dikemukakan Imam Malik penting untuk kita
aplikasikan.

Pada prinsipnya, semua setuju dengan langkah boikot. Abdurrahman Nafis
memberi catatan, boikot akan lebih efektif jika dilakukan oleh seluruh
negara-negara Islam, terutama di Timur Tengah.

Secara teknis Ahmad Zahro menjelaskan, jika Arab Saudi atau Mesir, memboikot produk
Amerika dan tidak perlu mengekspor miyaknya ke Amerika dan Israel, maka
aka dapat dirasakan dampaknya secara langsung oleh Amerika. Oleh karena
itu, dia juga menghimbau agar Indonesia berkonsolidasi dan bersinergi
dengan Negara-negara arab dalam memboikot produk Yahudi.


Apapun itu, kata Zahro, melakukan hal kecil jauh lebih baik daripada tak melakukan apa-apa. Sebagaimana kaidah ushul fikh, “Maa laa yudraku kulluh la yutraku kulluh” (apa yang tidak bisa dicapai semua janganlah kemudian meninggalkan semua).


Dengan demikian, penjelasan beberapa pakar ini dapatlah disimpulkan menjadi 5 poin;

1. Membeli produknya berarti menyumbang biaya kejahatan

2. Membeli produknya berarti menyumbang biaya pembunuhan kepada saudara seiman

3. Membeli produknya berarti bunuh diri

4. Membeli produknya berarti memperkuat musuh

5. Yahudi menyatakan membeli produknya berarti telah menjadi Yahudi.


Dari milis tetangga...

Obama
Bukan Presiden Indonesia!


Beberapa
jam setelah Senator Obama menang dalam pemilu, Presiden Bambang Yudhoyono
memberi ucapan selamat sambil sedikit bernada “memohon”, dengan
mengingatkan masa kecil Obama di Indonesia. Siapa tahu Obama agak berbaik dan
punya kebijakan khusus untuk Indonesia. Memang Presiden SBY punya kesempatan
bertemu Presiden Barack Obama hingga 20 Oktober 2009. Bisa menjadi tamu atau
menjamu saat Obama ‘welcome home” ke Indonesia.

Nada SBY itu
menjadi cerminan publik Indonesia yang begitu antusias merayakan kemenangan
Obama, sehingga terkesan berlebihan. Bahkan, kawan saya bilang, “orang
Indonesia seperti orang Amerika yang tak punya hak pilih”.Hanya karena
Obama pernah tinggal di Jakarta dan berayah tiri pria Jawa, kita merasa Obama
milik Indonesia. Yang kita harus ketahui, Obama dipilih oleh rakyat Amerika.
Dia harus membayar harga itu mati-matian dengan menjalankan kebijakan yang
menguntungkan Amerika. Tidak peduli dengan negara lain. Apakah itu Kenya atau
Indonesia, ya kalau tak menguntungkan Amerika, buat apa dibela atau
diurusin.

“Hitler’s
birthplace syndrome”

Wajar kalau
orang Indonesia semarak dengan kemenangan Obama. Belum pernah dalam sejarah
kita ada presiden negara asing yang punya kaitan emosional dengan Indonesia
seperti kasus Obama. Apalagi Obama akan menjadi presiden dari negeri terkuat di
dunia. Di Suriname, sebuah negeri nan jauh di Amerika Selatan sana, memang
banyak politisi dan menteri berdarah Jawa. Bahkan mereka mencanangkan tahun
2012 akan ada orang Jawa menjadi presiden Suriname. Ya, mau Amerika atau
Suriname, tetap aja mereka akan bela dan mementingkan negeri mereka.



Kalau saya
analisa, kaitan Obama dengan Indonesia mungkin bisa dijelaskan dengan teori
yang saya sebut “Hitler’s birthplace syndrome”. Kalau mau
dibilang sebuah penyakit, sindrom ini memperlihatkan, bahwa memori, latar
belakang dan memori seseorang tidak akan membawa nilai positif terhadap tingkah
lakunya.



Lihatlah
Hitler. Dia kelahiran kota Wina, Austria. Namun dia menyerbu negeri
kelahirannya, setahun sebelum Perang Dunia Kedua dimulai. Orang yang terkena
gejala ini banyak. Umumnya orang pemerintahan Amerika. Jenderal Dwight
Eisenhower (kemudian menjadi Presiden AS ke 34), harus menghancurkan Jerman dan
akhirnya mengalahkan Hitler. Padahal kedua orang tuanya berdarah Jerman. Henry
Kissinger, penentu kebijakan luar negeri AS selama tiga dasawarsa, juga
kelahiran Jerman. Tapi tak gunanya nostalgia itu bagi Jerman.



Lebih parah
lagi, sewaktu Jimmy Carter (yang tak punya pengalaman luar negeri) menjadi
presiden AS ke-39, dia memilih seorang strategis berotak cemerlang kelahiran
kota Warzawa (Polandia). Namanya Zbigniew Brzezinski, untuk menjadi Ketua
Dewan Keamanan Nasional. Dalam menjalankan kebijakannya, Brzezinksi harus
menghancurkan reputasi dan hegemoni negara-negara Pakta Warzawa (blok komunis),
yang kala itu sedang hangat-hangatnya perang dingin antara AS (kapitalis) dan
Uni Soviet (komunis).

Di
Indonesia, memang ada beberapa orang pejabat asing kelahiran Indonesia atau
memiliki kaitan emosional dengan negeri ini. Tetapi hal itu terbukti tidak
bermanfaat.


Paul
Wolwofitz, bekas dubes AS di Jakarta, arsitek Perang Teluk dan mantan Presiden
Bank Dunia, memiliki ikatan emosional dengan Jawa. Istrinya pandai bicara Jawa
dan lama mondok di sini waktu ikut program AFS. Ya itu tadi, nostalgia ya
nostalgia. Amerika tetap nomor satu. Neneknya Lee Kuan Yew, pendiri
Singapura berasal dari kota Semarang. Lalu apa untungnya buat Indonesia? Gak
ada! Tun Abdul Razak, PM Malaysia adalah keturunan bangsawan Bone, Sulawesi
Selatan. Tapi tak bermanfaat fakta itu untuk kita. Bahkan anaknya, Najib Razak,
calon PM Malaysia, merampas pulau Sipadan dari kita.

Lihat saja,
apa untungnya Austria dengan Gubernur California Arnold Scharwznegger
(kelahiran Wina)? Nggak ada! Paling-paling cuma dibuatkan patung di kota
kelahirannya. Hanya sebatas kebanggaan


Sebaiknya
kita tidak usah berharap dan berlebihan meminta sesuatu dengan Obama untuk
Indonesia. Dia dipilih dan dibiayai oleh rakyat Amerika, bukan kita. Apalagi
diperburuk bahwa Obama seorang dari partai demokrat. Kita semua tahu, presiden
AS dari partai demokrat sangat kritis dan kurang menyukai Indonesia. Jimmy
Carter dari demokrat adalah presiden AS yang paling tidak suka dengan
Indonesia. Bill Cinton yang juga dari kubu yang sama, membiarkan (atau memang
memaksa) Timor Timur lepas dari Indonesia. Padahal, pendahulunya (semuanya kaum
republik), mendukung, membela dan mempertahankan posisi membela Indonesia dalam
kasus Timor Timur di panggung internasional.



Obama
sendiri tidak pernah secara terbuka atau blak-blakan memuji (memang tidak ada
yang bisa dipuji) atau menyebut Indonesia dengan nada bangga (memang tidak ada
yang bisa dibanggakan) . Dia lebih senang menyebut “pengalaman kecil saya
di Asia Tenggara”, daripada “masa kecil saya di Indonesia”.
Obama juga tidak aktif membela Indonesia di Kongres. Beberapa anggota Kongres
AS dibiarkannya, yang sok ikut campur dan tidak mengerti masalah lokal sini,
sampai berani menggugat integritas Papua dengan Indonesia. Indonesia sudah
menjadi negeri asing bagi dia, seraya mengecam kaum militer Orde Baru yang
represif dalam bukunya.



Obama tinggal
dan sekolah di Indonesia, karena terpaksa ikut ibunya, bukan kemauan sendiri
atau cinta dengan Indonesia. Ibunya-lah yang cinta Indonesia. Sangat naïve
meminta Obama punya perhatian khusus kepada Indonesia

Obama adalah
senator cemerlang dan memiliki visi ke depan. Jadi dia akan lebih rasional
bertindak, sambil mengartikulasi sebuah hubungan baik antara AS dan RI dengan
rinci yang berpijak pada kepentingan Amerika.



Untuk
lucu-lucunya, lebih baik kita membantu dan membiayai partai politik di Suriname
seperti Kerukunan Tulodo Pranata Inggih (Partai Kesatuan dan Persatuan) atau
Pertjaja Luhur (Partai Buruh). Siapa tahu mereka bisa menjadikan orang Jawa
menjadi Presiden Republik Suriname. Nah, yang seperti ini tentu sedikit beda
dengan kasus Obama. Namanya juga orang Jawa


sumber :
Iwan Kamah


tujuan pernikahan salah satunya adalah memiliki keturunan
krn dgn adanya anak sebagai pewaris itulah kita bekerja mencari nafkah lebih giat semangat
ada hiburan di kala lelah pulang kerja dll sederet alasan indahnya memiliki buah hati

tapi kuyakini...belum hadirnya jerit tangis bayi di rumah kami...bukan tanpa alasan

kusadari...ALLah swt berikan ujian hidup ini cukup lama untukku...tapi apakah menurutNya sudah cukup lama? Entahlah...mungkin aku kurang sabar & tdk mensyukuri nikmatnya

Nau'dzubillah min dzalik


Ya Robbi...aku tak ragu akan janjiMu terhadap hamba-hambaMu yg senantiasa sabar & ikhlas...
bila boleh hamba meminta...percepatlah hadirnya bayi mungil di tengah2 keluarga kami...
hiasilah hati kami dengan sabar & ikhlas yg sempurna...jangan biarkan masalah Kau timpakan tanpa ada jalan keluarnya...
Amiin Yaa Robbal Alamiin


dari milis tetangga

Ketaqwaan adalah akar dari keselamatan dan penjaga yang tidak pernah tidur melindungi kita dari imbas perubahan jaman.

Ketaqwaan membuat manusia bangkit tatkala tergelincir dan menuntunnya ke jalan yang benar.

Ketaqwaan mengubah masalah jadi maslahat.


dari milis tetangga....bagus buat perenungan hidup...

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja.Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikandengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawamereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus.Sang tikus kaget bukan kepalang..Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikusdi rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidakberpengaruh terhadap diriku"Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yangbisa aku lakukan"Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapiperangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata "Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkaptikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihatperangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa.Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau,sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yangmelayat.Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidakdigunakan lagi.

SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DANMENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA...PIKIRKANLAH SEKALI LAGI

semoga menjadi inspirasi bagi kita semua


anyone out there...bolehkah aku sharing?

aku slalu yakin & percaya...ujian hidup setiap orang berbeda2
justru Tuhan yg Maha segalanya memberi ujian sbg tanda betapa sayangnya Dia pd kita, hambanya yg seringkali melupakanNya :) jadi malu deh!

aku memiliki masalah rmh tgg yg cukup mengganggu akhir2 ini

apakah ini yg disebut sindrom wanita karir?
entahlah...

usia pernikahanku tidak lagi muda...apalagi menginjak lebih dari 5 thn pernikahan kami
belum hadir di tengah2 kami bayi mungil yg lucu...

betapa aku rindukan buah hati yg kunanti semenjak tahun 2002...
beberapa teman membesarkan hati...usia kami masih muda...masih byk yg usia lebih tua
dari kami belum punya anak juga...bahkan belum menikah...
ahhh...semua itu ada benarnya...

tetapi yg menikah & ditinggal sekolah ke luar negeri 2 kali & lama tinggal terpisah...
mungkin hanya sedikit...

Alhamdulillah...negara tempat suamiku berkutat dgn paper & risetnya tdk jauh...hanya
negri seberang yg cukuplah terjangkau 2 jam dari airport

namun...what's a family?

aku rindukan bukan saja hadirnya anak...
tapi rmh tgg normal pd umumnya
di mana ada pasangan tempat sharing berbagi ttg hal2 yg kadang harus ditumpahkan

memang...sampai saat ini...kami "baik-baik saja"

sampai.........masalah itu muncul berkali2
kurasakan perahu kami mulai retak oleh hantaman badai & gelombang kehidupan

...to be continued


detik2 menjelang ulangan blok begini...yg paling mendebarkan adalah bikin soal!

biasa lah...guru, tenaga pendidik seperti aku salah satu pengajar di seluruh jagad raya ini cieeee
pasti agak "kubat kebot..."

maklum aku ngajar ga hanya BIOLOGI...
Pe el Ha juga....pendidikan lingkungan hidup sebagai muatan lokal di sekolahku yg notabene ada di Jabar sehingga harus ngikutin muatan lokalnya

anyway... mohon doakan yaaaaaaaaa
supaya soal2 selesai.......
& yg terpenting.....murid2ku bisa ngerjain & bagus2 nilainya...Amiin