twitter


Here by a goodreads...
Bagus untuk membuka cakrawala & wawasan sejarah Israel
(agar tidak hanya sekadar ikut-ikutan)

Akar Konflik Palestina-Israel

Sebagai hadiah menyambut Tahun Baru Hijriyyah 1 Muharram 1430 H.
Sebagai bentuk rasa solidaritas kepada saudara-saudara umat manusia

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, dalam wawancara
dengan TVOne mengatakan, bahwa serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 27
Desember lalu, adalah serangan ilegal yang telah terjadi selama
puluhan tahun. Dalam ulasan berita di MetroTV disebutkan, serangan
Israel kali ini merupakan kejadian paling buruk sejak 60 tahun
terakhir (sejak Israel berdiri tahun 1948).. Para mahasiswa Arab
mempertanyakan posisi Liga Arab yang tidak bisa berbuat apa-apa. Dunia
internasional, termasuk negara-negara Eropa mengutuk keras serangan
Israel ke Gaza , tetapi pihak yang dikutuk terus melancarkan serangan.
Bahkan Israel telah menyiapkan tank-tank dan pasukan cadangan sekitar
6500 orang. Targetnya jelas, seperti kata Ehud Barak, yaitu
menggulingkan Hamas.

Masalah konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan
bangsa lain. Ia adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua.
Disana terbentang benang merah panjang, sejak konflik antara Nabi
Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam dengan kaum Yahudi di Madinah,
konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan
negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan Fir'aun, bahkan
konflik antara Yusuf 'alaihissalam dengan saudara-saudaranya.
Ujung-ujungnya adalah konflik abadi antara Allah Ta'ala dengan iblis
laknatullah 'alaih.

Kalau memahami konflik ini hanya secara lokal dan temporer, yakinlah
Anda akan tersesat dalam frustasi. Kondisi Ummat Islam di jaman modern
yang penuh kesulitan dan derita, merupakan bagian dari konflik ini.
Yahudi sendiri adalah bangsa "terkuat di dunia", dalam arti: merekalah
satu-satunya ras manusia yang berani konfrontatif melawan kehendak
Allah Ta'ala.

Sejarah Kebangkitan Yahudi

Ketika melihat konflik Palestina-Israel, kita perlu merunut kembali
catatan-catatan perjalanan sejarah di masa lalu. Disana kita akan
menemukan bahan-bahan untuk memahami peta konflik ini secara utuh.
Jika tidak demikian, maka kita hanya akan "konsumen terbaik"
berita-berita media massa seputar konflik ini. Bayangkan semua ini
sudah dimulai sejak era Perang Arab, pembakaran Masjid Aqsha, tragedi
Sabra Satila, Intifadhah akhir 80-an, tragedi Al Khalil Hebron,
penembakan Muhammad Ad Durrah, pembunuhan Syaikh Ahmad Yasin dan Abdul
Aziz Rantisi, dll. sampai serangan Israel saat ini. Dan rata-rata
model peristiwanya serupa, hanya berbeda waktu dan para pelakunya saja.

Mari kita runut latar-belakang historis fitnah Yahudi di dunia, dengan
memohon petunjuk dan pertolongan Allah Ta'ala:

[1] Bani Israil pada dasarnya masih keturunan Ibrahim 'alaihissalam.
Ibrahim memiliki dua anak, Ismail dan Ishaq 'alaihimassalam. . Ismail
nanti menurunkan keturunan bangsa Arab Adnani, lalu Ishaq mempunyai
anak Ya'qub 'alaihissalam. Nah, Ya'qub inilah yang kemudian disebut
Israil, sehingga anak-anak Ya'qub di kemudian hari disebut Bani Israil.

[2] Saat berbicara tentang Bani Israil, perhatian kita segera tertuju
kepada anak-anak Ya'qub. Mereka adalah Yusuf 'alaihissalam, Benyamin,
dan 11 saudara Yusuf. Semuanya berjumlah 13 orang; sama jumlahnya
dengan matahari, bulan, dan 11 bintang yang terlihat dalam mimpi Yusuf
sedang bersujud kepadanya. Karena itu angka 13 merupakan "angka
keramat" bagi Yahudi sampai saat ini. Banyak logo-logo perusahaan top
dunia dibuat dari karakter 13 ini.

[3] Secara umum, Bani Israil itu mewarisi dua sifat besar, yaitu:
sifat keshalihan dan sifat durjana. Sifat keshalihan diturunkan dari
garis Yusuf 'alaihissalam. Sedangkan sifat durhaka diturunkan dari
sifat saudara-saudara Yusuf (seayah berbeda ibu). Disana sudah tampak
bakat-bakat kelicikan, dengki, kebohongan, dan sebagainya. Tetapi itu
sebatas potensi, bukan kemutlakan takdir. Apalagi, di akhir hayat
Ya'qub, seluruh anak-anaknya tunduk dalam agama tauhid. (Al Baqarah:
133). Saat berbicara tentang Bani Israil, sebagian orang sangat shalih
dan sebagian sangat durhaka. Namun setelah kedatangan Islam, Bani
Israil tidak diperkenankan lagi mengikuti agama selain Islam. Jika
mereka tidak masuk Islam, dianggap durhaka seluruhnya, tidak ada
toleransi sedikit pun. (Ali Imran: 85).

[4] Perjalanan sejarah Bani Israil dimulai ketika Yusuf 'alaihissalam
bersentuhan dengan peradaban Mesir. Waktu itu atas jasa Yusuf membantu
bangsa Mesir, mereka diberi lahan luas oleh penguasa Mesir di wilayah
Kan'an. Disana Ya'qub dan anak-keturunannya mulai membangun kehidupan.
Mereka memilih tinggal di Kan'an sebab dekat dengan Mesir yang makmur,
sedang di tempat asalnya sering dilanda paceklik. Waktu itu anak
keturunan Ya'qub sangat dihormati penguasa Mesir. Entah bagaimana
mulanya, hubungan bangsa Mesir dengan anak-keturunan Ya'qub lama-lama
menjadi buruk. Alih-alih Mesir akan menghargai jasa-jasa Yusuf di masa
lalu, mereka malah menjadikan Bani Israil sebagai budak-budak. Setelah
ditinggal oleh Ya'qub dan Yusuf, nasib Bani Israil menjadi
bulan-bulanan bangsa Mesir. Hal itu bisa terjadi karena sifat buruk
Bani Israil sendiri atau sifat menindas bangsa Mesir. Tetapi kalau
mencermati sikap penguasa Mesir yang bersikap sportif kepada Yusuf,
kemungkinan hal itu karena sifat Bani Israil sendiri.

[5] Era perbudakan Bani Israil di Mesir sangat mengkhawatirkan. Bukan
saja karena perbudakan itu kejam, tetapi ia bisa menghancurkan
karakter sebuah bangsa (Bani Israil). Bayangkan, selama ratusan tahun
mereka tertindas oleh sistem tirani di Mesir. Bani Israil diberi
anugerah berupa bakat-bakat kecerdasan besar, dan manakala bakat itu
dibesarkan di bawah sistem perbudakan, ia bisa melahirkan penyimpangan
mental dan pemikiran luar biasa. Oleh karena itu Allah Ta'ala
mendatangkan Musa dan Harun 'alaihimassalam untuk menyelamatkan Bani
Israil. Misi dakwah Musa bukan untuk mengislamkan Fir'aun dan
rakyatnya, tetapi untuk menyelamatkan Bani Israil dari penindasan
Fir'aun. Dalam Al Qur'an: Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya
aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku
tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak.
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari
Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani

Israil (pergi) bersama aku." (Al A'raaf: 104-105). Musa tidak pernah
diperintahkan untuk memerangi Fir'aun, tetapi membawa Bani Israil
tinggal di Palestina (waktu itu namanya bukan Palestina). [Perlu
dicatat juga, Fir'aun (Pharaoh) adalah gelar raja-raja Mesir, bukan
nama seseorang. Sedangkan Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah
bukanlah Fir'aun yang memangku Musa di waktu kecil, lalu direnggut
janggutnya oleh Musa. Fir'aun dalam Al Qur'an lebih mencerminkan
tabiat kekuasaan tiranik, bukan sekedar pribadi].

[6] Musa berhasil membawa Bani Israil keluar dari Mesir, Fir'aun dan
bala tentaranya tenggelam di Laut Merah.. Lalu mereka menetap di
Ardhul Muqaddas (Palestina) setelah berhasil mengalahkan kaum Jabbarin
di dalamnya. (Al Maa'idah: 20-26). Ini adalah peradaban mandiri Bani
Israil kedua setelah era Ya'qub dan Yusuf di wilayah Kan'aan. Musa dan
Harun mendampingi Bani Israil sampai saat mereka wafat. Ketika Musa
masih hidup, Bani Israil tidak henti-hentinya menguji kesabaran Musa
'alaihissalam. Betapa banyak kasus-kasus kedurjanaan Bani Israil,
sekalipun di hadapan Nabinya sendiri, Musa dan Harun.. Di antaranya:
Mereka menyuruh Musa dan Allah berperang di Palestina, sedang mereka
mau duduk-duduk saja; mereka meminta Musa agar membuatkan berhala
untuk disembah seperti suatu kaum tertentu; mereka mengikuti Samiri,
menyembah patung anak lembu dari emas; mereka hendak membunuh Harun
'alaihissalam karena selalu menasehati mereka; mereka hampir tidak
melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih sapi betina, karena terlalu banyak
bertanya; mereka bosan makan Manna wa Salwa dan meminta bawang,
menitumun, kacang adas; dan lain-lain. Begitu sabarnya Musa, sehingga
Nabi shallallah 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Semoga Allah
merahmati Musa, karena dia telah diganggu lebih banyak dari ini (ujian
yang menimpa Nabi), tetapi dia tetap sabar." (HR. Bukhari-Muslim) .
Sangat mengagumkan kalau melihat ketabahan perjuangan Musa
'alaihissalam. Di dalamnya terdapat sangat banyak inspirasi untuk
menghadapi konspirasi global seperti saat ini. Orang-orang Yahudi di
jaman sekarang mengklaim mencintai Musa, padahal di era nenek-moyang
mereka, Musa benar-benar mereka sia-siakan. Musa itu lebih dekat
kepada kita (kaum Muslimin), daripada Yahudi laknatullah itu.

[7] Saya menyangka, sifat-sifat durjana kaum Yahudi merupakan
kristalisasi dari sifat-sifat buruk mereka selama ribuan tahun, sejak
perilaku saudara-saudara Yusuf 'alaihissalam, masa perbudakan di
Mesir, kedurhakaan mereka kepada Musa, Dawud, Sulaiman, Zakariya,
Yahya, Isa, dan Nabi-nabi lainnya 'alaihimussalam. Bahkan kedurhakaan
mereka di hadapan Nabi shallallah 'alaihi wa sallam di Madinah. Dalam
Al Qur'an disebutkan sebuah ayat yang terasa bagai petir menimpa muka
kaum Yahudi: "Lalu ditimpahkanlah kepada mereka (kaum durjana Bani
Israil) nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari
Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Allah dan membunuh para Nabi secara tidak hak. Demikian itu (terjadi)
karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas." (Al
Baqarah: 61).

[8] Peradaban terakhir Bani Israil yang wujud di muka bumi adalah
Kerajaan Nabi Sulaiman 'alaihissalam di Palestina. Beliau adalah putra
Nabi Dawud 'alaihissalam dari salah satu isterinya. Nabi Dawud adalah
seorang pejuang yang berhasil membunuh Jalut (Goliath) di Palestina.
(Oleh karena itu bangsa Barat mengenal kisah "David and Goliath").
Beliau ikut dalam pasukan Bani Israil di bawah pimpinan Thalut (Saul).
Hal ini terjadi di masa Nabi Samuel 'alaihissalam. Al Qur'an
menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah ayat 246-251..

[9] Kerajaan Sulaiman memiliki keistimewaan, yaitu kekayaan materinya
yang sangat besar. Ia terkenal menjadi buruan manusia di dunia,
sebagai harta terpendam "King Solomon". Sampai saat ini kekayaan itu
masih menjadi misteri, apakah sudah terkuak atau masih tersembunyi di
balik permukaan bumi? Setelah masa Kenabian Sulaiman berlalu, kerajaan
Bani Israil semakin merosot. Sampai akhirnya mereka dihancurkan oleh
Nebuchadnezzar dari Kerajaan Byzantium (Romawi). Peristiwa itu
disebutkan dalam Surat Al Israa' ayat 4-5.

[10] Setelah Bani Israil tercerai-berai di Palestina, mereka menyebar
ke berbagai belahan dunia. Mereka pergi ke Eropa, ke Jazirah Arab, ke
anak benua India, dan sebagainya. Itulah yang kemudian dikenal dengan
istilah DIASPORA. Bani Israil tercerai-berai. Agar mendapat keamanan
di Eropa, mereka menjilat kepada para penguasa Romawi. Termasuk
menghasut Romawi agar memusuhi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya.
Kisah Ashabul Kahfi adalah sebagian pecahan dari para pengikut Isa Al
Masih 'alaihissalam.

[11] Perilaku Yahudi di Jazirah Arab sangat menarik. Mereka datang ke
Madinah bukan hanya karena ingin menyelamatkan diri dari kekejaman
Romawi. Tetapi mereka juga berniat menjemput Kenabian terakhir yang
akan datang setelah Musa dan Isa 'alaihimassalam. Mereka ingin
"memaksakan" agar Kenabian itu jatuh ke pangkuan mereka. Kenabian ini
mereka butuhkan agar mampu membangun kejayaan Bani Israil kembali
seperti di jaman Musa dan Sulaiman. Namun setelah mereka menyadari
bahwa Kenabian tidak lagi di pihak mereka, tetapi jatuh ke tangan
bangsa Arab, mereka marah sekali. Dalam Al Qur'an disebutkan: "Dan
ketika datang kepada mereka (Yahudi) sebuah Kitab dari sisi Allah (Al
Qur'an) yang membenarkan keberadaan apa yang ada di sisi mereka
(Taurat), padahal sebelumnya mereka selalu memohon (kedatangan Nabi)
agar dimenangkan atas orang-orang kafir. Maka ketika telah datang
(Kenabian dan Wahyu) yang sangat mereka kenal, mereka mengkafirinya.
Maka laknat Allah atas� orang-orang kafir itu (Yahudi)." (Al Baqarah: 89).

[12] Yahudi Bani Israil sangat marah ketika tahu bahwa Kenabian jatuh
ke tangan bangsa Arab, anak keturunan Ismail 'alaihissalam. Itu pun
turun di Makkah, bukan Madinah tempat mereka tinggal disana. Yahudi
telah habis-habisan dalam menanti kedatangan Nabi penerus Musa
'alaihissalam ini. Ratusan tahun mereka tinggal di Madinah, melebur
bersama budaya Arab, berbahasa Arab, dan memberi nama anak-anaknya
dengan istilah Arab, bukan istilah Hebrew (Ibrani). Bahkan mereka ikut
terlibat dalam konflik antara kabilah besar Aus dan Khazraj di
Madinah. Sebagian Yahudi membela Aus, sebagian mendukung Khazraj.

[13] Kemarahan Yahudi akhirnya tertuju kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Yahudi marah ketika Kenabian justru jatuh ke tangan bangsa
Arab. (Al Baqarah: 90). Apalagi dalam Al Qur'an dijelaskan sangat
banyak kebusukan-kebusukan Yahudi. Yahudi merasa dibenci oleh Allah.
Bahkan tanda-tanda kekecewaan itu sudah muncul ketika Isa
'alaihissalam diturunkan. Anda tahu bagaimana misi Kenabian Isa? Salah
satunya adalah: "Tidaklah aku diutus, melainkan kepada domba-domba
sesat dari kalangan Bani Israil." Meskipun Isa adalah bagian dari Bani
Israil, tetapi kedatangannya membuat muram wajah kaum Yahudi. Isa
ternyata membawa Kitab Suci baru, yaitu Injil (bukan mengikuti Taurat
atau Tabut dari jaman Nabi-nabi sebelumnya). Isa juga tidak
henti-hentinya mengecam kejahatan perilaku Bani Israil. Isa dianggap
lebih dekat kepada murid-muridnya daripada ke kaum Bani Israil sebagai
sebuah etnik. Kemarahan itu semakin menjadi-jadi setelah Kenabian
terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90).

[14] Kemudian terbukti bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam tidak hanya menyalahkan perilaku
jahat kaum Yahudi. Tetapi ia juga menyebabkan kaum Yahudi tercabut
akar-akarnya dari Jazirah Arab. Sejak Islam datang, kabilah-kabilah
Yahudi tersingkir, seperti kabilah Nadhir, Qainuqa, Quraidhah, hingga
benteng terakhir mereka di Khaibar.

[15] Setelah mengalami kekalahan berat di masa Nabi shallallah 'alaihi
wa sallam dan Khalifah-khalifah setelahnya, kaum Yahudi menyingkir
dari Jazirah Arab. Mereka bergabung dengan Yahudi-yahudi lain di
Eropa. Dalam masa ratusan tahun Yahudi menyebar di berbagai negara
Eropa, seperti Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Belgia,
dan sebagainya.

[16] Kaum Yahudi dalam mengembangkan komunitas, caranya sangat unik.
Mereka tidak berbaur dengan masyarakat setempat, bahkan mengharamkan
asimilasi. Mereka memelihara warisan-warisan agamanya, terutama
membangun kesombongan etnik sampai melampaui batas. Mereka menjalankan
bisnis berbasis ribawi dan mereka melakukan ritual-ritual pengorbanan.
Dalam ritual pengorbanan, mereka membunuh warga setempat untuk dikuras
darahnya, lalu dipakai untuk persembahan. Begitu kejamnya, sampai
mereka membuat alat semacam drum yang di dalamnya penuh dengan
paku-paku. Di bagian bawah ada saluran untuk mengalirkan darah. Orang
yang dikorbankan, dimasukkan drum itu, sampai tubuhnya penuh luka
tertusuk paku, lalu darah mengucur ke bawah. Ritual semacam ini
kemudian terbongkar, sehingga Yahudi diusir dari negara-negara
tertentu di Eropa, salah satunya dari Spanyol. Spanyol melarang Yahudi
tinggal di negerinya sampai saat ini, karena kekejaman mereka dalam
soal ritual keji itu.

[17] Setelah terusir dari Eropa, Yahudi kesekian kalinya menyebar ke
negara-negara lain yang masih mau menampung mereka. Kebetulan waktu
itu rakyat Eropa sedang mulai eksodus menuju benua Amerika yang baru
ditemukan oleh Columbus. Yahudi ikut di dalamnya. Sampai Amerika
merdeka dari tangan Inggris, Yahudi telah eksis di dalamnya. Hingga
ketika itu Benyamin Franklin mengingatkan bangsa Amerika tentang
bahaya kaum Yahudi. Dia menyebut Yahudi seperti bangsa "vampire" yang
tidak bisa damai dengan bangsa lain. Tepat sekali ucapan Benyamin
Franklin, sebab dia telah membaca sepak terjang Yahudi di Eropa. Namun
sayang, bangsa Amerika tidak memahami arti peringatan Benyamin
Franklin tersebut, sehingga apa yang dia takutkan sekitar 400 tahun
silam, benar-benar terjadi. Krisis finansial di Amerika saat ini
adalah akibat nyata dari sistem ekonomi ribawi Yahudi.

[18] Satu titik sejarah yang jarang diperhatikan oleh para ahli
sejarah, yaitu kedatangan Yahudi ke wilayah Turki Utsmani. Kejadian
ini terpisah jarak sekitar 700 atau 800 tahun sejak era Nabi
shallallah 'alaihi wa sallam. Tentu setelah masa selama itu, peristiwa
kejahatan Yahudi di Madinah telah dilupakan. Yahudi diterima dengan
tangan hangat di tengah-tengah masyarakat Turki Utsmani. Hal ini juga
merupakan aplikasi dari ajaran Islam yang memperbolehkan di dalamnya
orang Yahudi dan Nashrani tinggal, selama mereka membayar jizyah.
Yahudi tidak dianiaya di negeri ini, mereka diberi pelayanan dan
penghormatan, layaknya warga negara Islam. Tentu saja, Yahudi berusaha
"bersikap sopan". Di seluruh dunia tidak ada yang memperlakukan mereka
dengan manusiawi, selain Peradaban Islam. Disini Yahudi tidak mungkin
akan melakukan ritual pengorbanan yang mengerikan itu. Lagi pula,
Yahudi waktu itu tinggal di bawah negeri Islam. Mereka tidak takut
akan dikutuk oleh Allah, sebab negeri Islam menjadi pelindung mereka. Di Turki Utsmani,
Yahudi tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan bejat mereka. Yahudi
berlaku baik. Tanpa diduga, ternyata disinilah Yahudi mempersiapkan
segala konsep-konsep kejahatan global mereka. Kemurahan Khilafah Islam
justru dimanfaatkan Yahudi untuk mempersiapkan imperium kejahatan di
seluruh dunia, seperti kita saksikan saat ini.

[19] Selain mengkhianati Khilafah Islam, Yahudi juga mempersiapkan
beberapa jurus maut untuk meruntuhkan peradaban Islam, yaitu:

キ Yahudi menyebarkan guru sebanyak-banyaknya di tengah masyarakat
Turki Utsmani. Guru-guru itu tidak menyebarkan prinsip-prinspi
kekafiran secara langsung, tetapi menyebarkan filsafat humanisme
August Comte. Dengan falsafah itu diharapkan anak-anak Turki akan
kehilangan sifat furqan akidah Islam, lalu diganti sifat-sifat
kemanusiaan saja. Tujuan dari gerakan ini adalah memisahkan generasi
muda Turki dari sifat-sifat Islami. Karena itu pula, suatu saat
generasi muda Turki hilang rasa hormatnya kepada Sultan Khilafah
Islam, dan mereka mau mendukung gerakan Kemal At Taturk sang terkutuk.

キ Yahudi mendorong bangkitnya ideologi Nasionalisme Arab dan Dunia
Islam. Dengan ideologi itu tidak ada lagi kesatuan Khilafah
Islamiyyah. Kaum Muslimin terpecah-belah dalam berbagai bangsa yang
egois sesuai etnik dan wilayahnya. Jika Khilafah Islamiyyah tetap
berdiri, mustahil "Kerajaan Yahudi" dalam wujud Israel di Palestina
akan bangkit. Kalau Anda saksikan bangsa Arab terpecah-belah menjadi
negara-negara kecil, masing-masing saling konflik. Hal itu adalah
kondisi yang diinginkan oleh Yahudi. Di jaman itu Jalaluddin Al
Afghani sangat aktif berdiplomasi untuk memerdekakan negara-negara
Arab dari tangan penjajah. Tetapi di kemudian hari terbuka hasil-hasil
penelitian bahwa Al Afghani adalah anggota setia Freemasonry. . (Salah
satunya buku terbitan WAMI tentang gerakan-gerakan pemikiran keagamaan
di dunia).. Peranan Al Afghani seperti memperkuat sifat Nasionalisme
Arab, agar tidak bangkit lagi Khilafah Islamiyyah.

キ Sebagai ganti konsep Khilafah Islamiyyah, Yahudi menyebarkan paham
demokrasi seluas-luasnya di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri
Islam. Paham ini semakin mempersulit posisi Ummat Islam.
Peluang-peluang kebangkitan semakin tipis, sebab demokrasi mengikuti
suara terbanyak, sedangkan sebagian besar manusia cenderung mengikuti
hawa nafsunya.

キ Yahudi menggerakkan seluruh mesin-mesin politiknya, termasuk
agen-agennya di Amerika, Eropa, dan Timur Tengah untuk membidani
lahirnya negara Israel pada tahun 1948. Secara politik, Inggris berada
di balik pendirian Israel melalui Deklarasi Balfour. Tetapi secara
potensial, Amerika mendukung penuh Israel. Dalam diplomasi
internasional, isu Holocaust dipakai agar Yahudi dikasihani dunia
internasional. Melalui hak veto yang dimiliki Amerika dan Inggris di
PBB, Yahudi bisa lenggang kangkung mengejar ambisi-ambisinya.

キ Yahudi menyempurnakan usahanya, dengan menguasai media massa,
membuat satuan intelijen yang handal (Mossad), menguasai pasar
keuangan dunia, memiliki lembaga pusat ribawi IMF dan World Bank.
Mereka juga menguasai Hollywood, dunia akademis, dunia riset, fashion,
dan sebagainya. Termasuk dengan merilis agama baru di kalangan Ummat
Islam, yang kita kenal sebagai SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme,
Liberalisme) . Inilah kenyataan yang kemudian disebut sebagai: "Yahudi
menggenggam dunia!" Bahkan negara sekuat Amerika pun bertekuk lutut di
bawah dominasi Yahudi. Termasuk Barack Obama yang sebentar lagi
dilantik menjadi Presiden Amerika.

[20] Berdirinya Israel tahun 1948 adalah impian besar Yahudi sejak
jaman Musa, Dawud, Sulaiman, bahkan jaman Nabi Muhammad shallallah
'alaihi wa sallam. Yahudi sangat membutuhkan "Kerajaan Bani Israil"
untuk mengalahkan orang-orang kafir. Mereka sebenarnya beriman kepada
Allah, dalam arti mereka percaya bahwa datangnya seorang Nabi akan
membuat mereka mulia, dan musuh-musuhnya dari kalangan orang kafir
terkalahkan. Tetapi setelah jelas di mata mereka bahwa Kenabian
terkahir itu bukan untuk Bani Israil, maka mereka tidak lagi menanti
kedatangan seorang Nabi. Lalu apa yang mereka lakukan? Mereka hendak
mendirikan "Kerajaan Bani Israil" dengan kekuatan tangan, otak, dan
uang mereka sendiri. Dan hal itu berhasil, tahun 1948 lalu. Lebih
buruk lagi, mereka menganggap kaum Muslimin sebagai orang kafir.
Padahal yang mengingkari Kenabian Rasulullah adalah mereka, sehingga
disebut kafir dalam Surat Al Baqarah ayat 89.

[21] Sebelum Yahudi memutuskan mendirikan negara di Palestina, waktu
itu ada tiga pilihan tempat: Palestina, Agentina, atau Ethiopia.
Mengapa dipilih tiga negara ini? Jelas mereka telah melakukan
perhitungan yang sangat cermat. Namun pilihan akhirnya jatuh ke
Palestina, yang dekat dengan sumber-sumber peradaban Yahudi sendiri di
Yerusalem dan sekitarnya. Namun resikonya, disini akan menghadapi
banyak tantangan dari negara-negara tetangganya yang mayoritas Muslim.
Untuk itu jelas Yahudi harus mempersiapkan segala macam kekuatan,
termasuk mendidik agen-agen loyalisnya di negara-negara Arab.

[22] Sebuah pertanyaan menarik, mengapa selama puluhan tahun terjadi
konflik berdarah di Palestina dan tidak selesai-selesai? Jawabnya,
selain karena memang "Kerajaan Bani Israil" merupakan cita-cita
peradaban Yahudi sejak ribuan tahun lalu; juga karena banyaknya
tangan-tangan non Yahudi yang membantu negara tersebut. PBB, Amerika,
Inggris, Rusia, IMF, World Bank, dll. jelas mengabdi kepentingan
Yahudi. Tetapi harus juga disadari banyak agen-agen Yahudi yang
tersebar di negara-negara Arab. Mereka setiap hari, siang dan malam
menyembah kepentingan Yahudi. Mereka adalah orang-orang kafir,
meskipun KTP-nya Islam. Di Mesir, Yordan, Syria, Turki, dll. banyak
orang yang identitasnya Muslim, tetapi hatinya telah menjadi Yahudi..
Bahkan di negara-negara kaya seperti UEA, Qatar, Bahrain, dll. banyak
dijumpai kemegahan jahiliyyah, yang sebenarnya merupakan hasil
konspirasi Yahudi untuk menjauhkan Arab dari Islam. Kota seperti
Dubai, Abu Dhabi, dan lainnya tidak

kalah liberalnya dari kota-kota di Barat.

[23] Dapat disimpulkan, kaum Yahudi itu bukan para pemeluk agama
Samawi (ajaran Ya'qub, Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Zakariya,
Yahya, Isa 'alaihimussalam) . Mereka adalah orang-orang yang sangat
arogan dengan etnisnya.. Hakikat agama Yahudi adalah: pemujaan
terhadap etnis mereka sendiri! Tidak ada satu pun ras manusia yang
sangat ekstrim dalam soal etnis, selain Yahudi. Begitu ekstrimnya
sampai mereka berani menghina Allah, marah ketika Isa membawa ajaran
Injil, marah ketika Kenabian terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab.
Mereka menulis "kitab suci" tandingan bagi Taurat (Talmud), menyebut
bangsa non Yahudi sebagai Ghaiyim, merusak kehidupan di muka bumi.
Mereka merasa mulia sebagai pewaris "darah biru" Nabi-nabi, merasa
diunggulkan atas semua ras manusia, pernah disumpah langsung oleh
Allah dengan diangkat bukit Tursina di atasnya, dan lain-lain. Yahudi
benar-benar mewarisi ideologi arogansi dari makhluk yang pernah
mendebat Allah Ta'ala: "Ana

khairun minhu, khalaqtani min naarin wa khalaqtahu min thiin" (aku
lebih baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah). Pemerintah Yahudi, baik di Israel maupun di
dunia internasional, adalah perwujudan dari imperium arogansi. Wajar
jika simbol-simbol yang selalu mereka angkat selalu bernuansa satanic.
Contoh, logo yang dipakai Manchester United (MU) saat ini the red
devil. Dan ada ribuan logo atau lambang yang intinya memuja arogansi
iblis laknatullah.

Yahudi Merusak Peradaban

Andai ambisi Yahudi satu-satunya adalah ingin membentuk "Kerajaan Bani
Israil" seperti di masa Musa, Dawud, Sulaiman, apa susahnya membangun
negara seperti itu? Toh, mereka memiliki uang banyak, strategi
canggih, serta SDM handal. Tidak sulit bagi Yahudi membangun negara di
sebuah sudut dunia. Selama ini banyak negara-negara berdiri dengan
modal lebih buruk dari Israel. Negara seperti Bosnia, Chechnya,
Kamboja, Myanmar, Timor Leste, dan lainnya tidak memiliki persiapan
semegah milik Yahudi. Lagi pula, mengapa Israel harus mendirikan
negara di Tanah Al Quds yang merupakan wilayah milik Ummat Islam?
Bahkan ia didirikan di jantung peradaban Islam, di Timur Tengah.

Andai Yahudi sudah tidak menemukan solusi lain, selain harus
menegakkan "Kerajaan Bani Israil" di Palestina, mengapa mereka harus
juga menghancurkan peradaban manusia di dunia? Mengapa Yahudi tidak
cukup menempuh cara-cara politik atau militer, tanpa harus
menghancurkan peradaban manusia? Kenyataan yang sangat menyakitkan,
berdirinya Israel ditempuh bukan hanya dengan menteror warga Muslim
Palestina, tetapi juga dengan menyebarkan kehancuran peradaban di
seluruh muka bumi. Lihatlah di dunia selama ini, adakah yang selamat
dari film Hollywood, media massa Yahudi, bank ribawi, IMF dan World
Bank, pornografi, seks bebas, prostitusi, narkoba, perjudian, dan
lainnya? Hingga ke anak-anak balita pun, banyak "diracuni" oleh
kartun-kartun Walt Disney.

Ternyata, di luar persangkaan kita semua, Yahudi justru sangat
mempercayai khabar Al Qur'an. Sebenarnya, mereka mengimani ayat-ayat
Al Qur'an, tetapi anehnya mereka bersikap konfrontatif terhadap Al
Qur'an. Yahudi sangat mengerti ayat-ayat dalam Surat Al Israa' berikut
ini:

Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu:
"Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali
dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar."

Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua
(kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang
mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di
kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka
kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan
Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami
datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan
mereka masuk ke dalam Masjid itu (Al Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya
apa saja yang mereka kuasai. (Surat Al Israa': 4-7).

Kehancuran pertama Yahudi terjadi saat sisa-sisa Kerajaan Sulaiman
dihancurkan oleh Nebuchadnezzar, sehingga bangsa Yahudi
tercerai-berai. Adapun setelah kehancuran pertama ini, mereka akan
menjadi kuat dan bisa mengalahkan musuh-musuhnya. Hal itu terjadi saat
sekarang ini, ketika "Yahudi menggenggam dunia". Dan nanti di puncak
kezhalimannya, Israel akan dihancurkan sebagaimana sisa Kerajaan
Sulaiman dulu dihancurkan. Pertanyaannya, mengapa kehancuran kedua itu
tidak dihitung saat Yahudi dihancurkan oleh Spanyol atau NAZI Jerman?
Jawabnya sederhana, sebab waktu itu Yahudi belum memiliki wilayah
sendiri. Mereka masih numpang di negeri orang. Adapun saat ini Yahudi
sudah bermukim di suatu (Palestina) tempat sebagaimana Kerajaan
Sulaiman dulu.

Yahudi sebenarnya mengimani "jadwal sejarah" sebagaimana disebutkan Al
Qur'an di atas. Mereka yakin, dirinya akan diberi kesempatan untuk
merajalela di muka bumi. Hal itu terbukti sebagaimana kenyataan saat
ini. Hingga Mahathir Muhammad mengecam dominasi Yahudi, dengan
mengatakan bahwa 6 juta Yahudi bisa mengendalikan 6 miliar manusia di
dunia. Yahudi tidak merasa cukup dengan hanya mendirikan Israel,
bahkan tidak cukup dengan menempuh jalur politik, mereka benar-benar
ingin merajalela di bumi dengan segala kedurhakaannya.

Lalu siapa yang ingin dilawan Yahudi? Mereka tidak sekedar ingin
melawan Muslim Palestina, Hamas atau Syaikh Ahmad Yasin, dunia Arab
dan Ummat Islam sedunia, atau segala peradaban manusia. Tetapi mereka
ingin melawan Allah Ta'ala dengan segala kekuatan yang mereka miliki.
Yahudi adalah satu-satunya ras manusia yang berani menghina Allah
dengan ucapan mereka: "Tangan Allah terbelenggu. " Kemudian mereka
dikutuk oleh Allah karena perkataannya itu. (Al Maa'idah: 64). Mereka
pula yang berani mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu fakir dan kami
kaya raya." (Ali Imran: 131). Disini ada dendam sejarah yang amat
sangat parah di hati kaum Yahudi terhadap eksistensi agama Allah.

Aneh memang, Yahudi mengimani khabar Al Qur'an, tetapi sekaligus
menentang eksistensi agama Allah (Islam). Sifat mereka persis iblis
yang mengimani Allah, tetapi mendurhakai- Nya. Untuk merealisasikan
maksudnya, Yahudi mengangkat simbol "Messiah", yang pada hakikatnya
adalah dajjal laknatullah. Dajjal disebutkan oleh Nabi sebagai fitnah
terbesar bagi orang-orang beriman.

Maka janganlah heran dengan kezhaliman Yahudi saat ini di Palestina.
Ia adalah sebagian penampakan atau konsekuensi dari dendam sejarah
mereka. Awalnya, Bani Israil hanyalah sebuah kaum dengan perilaku
tertentu. Perjalanan sejarah mereka yang sangat panjang melahirkan
watak durjana luar biasa. Dan ternyata, watak Bani Israil itu "telah
disiapkan" untuk menjadi cobaan di akhir jaman. Dulu para ahli tafsir
merasa heran, mengapa A Qur'an banyak sekali bicara tentang Yahudi?
Padahal setelah tercerai-berai di Madinah, mereka nyaris lenyap
(mungkin karena eksodus keluar dari negeri-negeri Islam). Karena itu
sebaik-baik usaha untuk melawan Yahudi adalah memahami sifat-sifat
mereka dalam Al Qur'an (khususnya Surat Al Baqarah). Dan satu lagi,
yakinlah bahwa serangan Israel ke Gaza bukan serangan terakhir mereka.
Itu hanya delay sebelum go with new aggression!

Regard

W. K

0 komentar: